Bisnis.com, SURABAYA – Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) memproyeksikan produksi ikan patin tahun ini bisa tumbuh di atas 20% seiring dengan tren permintaan pasar domestik maupun ekspor.
Ketua APCI, Imza Hermawan mengatakan peningkatan produksi ikan patin ini harus diikuti dengan tingkat serapan pasar. APCI mengklaim secara produksi tidak ada kendala besar bahkan pengusaha bisa menggenjot produksi lebih tinggi lagi, hanya saja serapan pasarnya saat ini belum maksimal.
“Kalau proyeksi produksi kami tahun ini kan di atas 20%, tetapi pemerintah (KKP) menginginkan agar kami bisa menggenjot produksi kalau tidak salah sampai 40%,” katanya kepada Bisnis, Jumat (14/6/2019).
Dia mengatakan saat ini produsen ikan patin terus berupaya untuk menggerakkan pasar salah satunya dengan aktif menggelar kampanye makan ikan patin, membuat kegiatan promosi dan forum serta pameran baik di domestik maupun pameran di negara-negara luar.
“Ada cara lain yang lebih terstruktur misalnya mengisi gerai-gerai minimarket dengan produk ikan patin fillet. Tentu saja, untuk meningkatkan konsumsi masyarakat ini juga butuh dukungan dari pemerintah baik program promo maupun kampanye,” ujarnya.
Menurutnya, tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan patin harus lebih dulu siapkan agar pembudidaya ikan patin tidak mengalami over produksi yang nantinya berakibat pada anjloknya harga jual ikan di pasaran.
Baca Juga
Adapun APCI mencatat pada tahun lalu produksi ikan patin nasional mencapai 391.151 ton. Jumlah tersebut meningkat 22,25% dibandingkan produksi 2017 yang hanya 319.966 ton.
Dari total produksi tersebut, sebanyak 90% sebetulnya sudah dikonsumsi oleh pasar domestik baik penjualan langsung ke kafe dan restoran maupun ke pasar ritel di supermarket dengan bentuk fillet.
Khusus produksi patin fillet, retata per pengusaha ikan patin dan lele ini menyuplai sekitar 1.000 ton – 2.000 ton/bulan untuk pasar modern dan tradisional.
“Sedangkan untuk pasar ekspornya masih sangat kecil sekali sekitar 10% nya. Pasar ekspor inilah yang sedang diupayakan oleh pemerintah dan kami karena pasar ekspor ternyata cukup potensial,” imbuh Imza.