Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahasiswa Brawijaya Ciptakan Aplikasi Bisa Deteksi Daging Sapi Masih Segar atau Tidak

Jangan keliru mengenali daging sapi yang masih segar atau tidak segar
Pedagang melayani pembeli daging sapi di salah satu pasar tradisional di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pedagang melayani pembeli daging sapi di salah satu pasar tradisional di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, MALANG—Tim mahasiswa dari Fakultas Peternakan (Fapet) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) berhasil mengembangkan inovasi teknologi baru bernama “Smart Coma”, sebuah aplikasi yang mampu mendeteksi kesegaran daging sapi berdasarkan perubahan warna. 

Dafa Rafi’ul, Ketua Tim Peneliti, mengatakan daging sapi, yang populer karena kandungan nutrisinya yang tinggi, sangat rentan mengalami kerusakan. Kerusakan ini berkaitan dengan peningkatan kadar amina biogenik yang dapat menyebabkan keracunan makanan serius. 

Data dari World Health Organization (2022) menunjukkan bahwa lebih dari 200 jenis penyakit berasal dari keracunan makanan, yang mempengaruhi lebih dari 600 juta orang dan menyebabkan 420.000 kematian setiap tahunnya.

“Melihat urgensi masalah ini, tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) dari UB yang terdiri atas, saya, Dafa Rafi’ul Laudza, sebagai ketua, bersama Muhammad Seftian Afandi, Ardian Yhosi Setyawan, dan Muhammad Zinedine Khawarizmy, di bawah bimbingan Abdul Manab, merancang penelitian bertajuk “Pengembangan Teknologi Smart Coated Meat Sensor dan Deteksi Kesegaran dengan Metode Colorimetric Berbasis Paper Strip Terintegrasi Internet of Things,” katanya, Rabu (24/7/2024).

Menurutnya, aplikasi ini dilengkapi dengan perangkat portable yang menggunakan bahan 3D printing, sensor TCS3200 untuk pembacaan warna, arduino ESP32 sebagai mikrokontroler, serta baterai dan tombol sebagai sumber daya. 

Proses deteksi dimulai dengan perubahan warna pada paper strip yang dilengkapi reagen ninhydrin yang disubstitusi bromocresol purple. Perubahan warna ini terjadi akibat interaksi dengan amina biogenik yang terbentuk saat daging mulai membusuk. 

Sensor kemudian membaca perubahan warna tersebut, mengklasifikasikannya berdasarkan modul RGB, dan mengonversinya menjadi data kuantitatif yang ditampilkan melalui aplikasi “Smart Coma” di smartphone.

“Melalui inovasi ini, kami berharap dapat meningkatkan keamanan pangan di sektor peternakan dan menjaga kesehatan masyarakat, sejalan dengan tujuan SDG’s poin 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera,” katanya.

Manfaat dari penelitian ini, dia menegaskan, diharapkan dapat menjaga kualitas dan keamanan daging sapi selama penyimpanan. Hal ini dicapai melalui penggunaan xanthone dalam kemasan pintar yang kaya antioksidan dan antimikroba, serta sensor pintar berbasis paper strip yang terintegrasi dengan internet of things. (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper