Bisnis.com, SURABAYA— PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) memaksimalkan potensi produk mebel dan memperluas dengan mencari pasar baru di tengah pasar ekspor ke Amerika Serikat (AS) yang bergejolak dengan adanya tarif resiprokal Trump.
Direktur PT Integra Indocabinet Tbk Wang Sutrisno mengatakan melihat kondisi Amerika Serikat terakhir ini, suka dan tidak suka, perusahaan harus membuat mitigasi strategi, meskipun saat ini pemesanan masih berjalan dengan baik.
“Kami mulai berupaya untuk mengembangkan pasar di luar Amerika baik secara produk maupun regionnya,” ujarnya saat konferensi pers secara daring, selasa (10/06/2026).
Dia menegaskan, pasar AS saat ini masih mendominasi dengan berkontribusi untuk penjualan WOOD sebesar 90,4% atau senilai Rp699,27 miliar pada kuartal I/2025, meningkat 17,9% year on year (yoy) dibanding kuartal I/2024 senilai Rp592,92 miliar,
Untuk penjualan kuartal I/2025 di pasar Asia dan Eropa sebesar Rp69,92 miliar tumbuh 62,1% yoy dibanding periode sebelumnya sebesar Rp.43,17 miliar, sedangkan penjualan domestik kuartal I/2025 sebesar Rp4,32 miliar turun sebesar 17,9% yoy dibanding periode sebelumnya sebesar Rp5,26 miliar .
Dengan demikian, kata dia, realisasi ekspor yang sebesar Rp769 miliar berarti 99,4% dari total penjualan kuartal I/2025, tumbuh 20,9% yoy.
Baca Juga
“Adapun bagian dari strategi perseroan, mulai 2025 ini WOOD berusaha memitigasi resiko dari eksposur berlebihan pasar Amerika,” ujarnya.
Dia berharap, pada tahun ini pasar Amerika tidak lagi 90%, setidaknya antara 80 – 85%, sedangkan untuk pasar asia yang mulai masuk yakni Taiwan, Korea dan India serta Jepang.
Tahun ini, WOOD juga sudah mulai ekspor flooring ke pasar Eropa melalui proses yang tidak mudah, hasilnya pada bulan mei tahun 2025 kita sudah bisa ekspor ke pasar Eropa.
Dari sisi produk, Wang berharap, sektor building component yakni millwork dan plywood tetap menjadi motor perusahaan pada tahun ini, sedangkan segmen baru yang dikembangkan tahun ini yakni flooring, harapannya ini menjadi key factor untuk menunjang pertumbuhan tahun ini dan tahun kedepan.
“Jika ditanyakan tahun ini lebih kompetitif atau tidak, itu akan terjawab saat penentuan kebijakan tarif Thrump pada Juli antara l 8 atau 9 mendatang,” ucapnya.
Dia menargetkan, ahun ini imasih bisa memperoleh pertumbuhan lebih besar dari t 2024, yakni bisa tumbuh sekitar 25%. Sampai saat ini kinerja kuartal I/2025 masih tercatat tumbuh sekitar 20%.
“Kami masih punya kesempatan untuk mencapai target akhir tahun ini yang sesuai harapan, nantinya baru bisa kami revisi setelah ada kepastian tarif Thrump pada bulan Juli,” ucapnya.
Merujuk data laporan keuangan Q1/2025 anaudited, penjualan bersih WOOD per 31 Maret 2025 sebesar Rp773,51 miliar tumbuh 20.,1% dari penjualan 31 Maret 2024 sebesar Rp641,31 miliar.
Dari aktivitas bisnis ini, perseroan membukukan laba sebelum pajak kuartal 1/2025 sebesar Rp65,44 miliar naik 19,13% dari kuartal 1/2024 sebesar Rp54,93 miliar.
Adapun laba tahun berjalan WOOD per kuartal I/2025 tercatat Rp48,36 miliar naik 19,48% dari kuartal 1/2024 Rp40,48 miliar.
Kenaikan penjualan pada kuartal I/2025, kata Wang, ditunjang oleh berhasilnya ekspansi pasar WOOD di Amerika Serikat untuk segmen building component.
Sedangkan sisi dari segmentasi pendapatan WOOD pada kuartal I/2025, building component berkontribusi sebesar Rp687 miliar tumbuh 63,8% yoy dari kuartal I/2024 sebesar Rp419 miliar. (K24)