Bisnis.com, SURABAYA – Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia – Jawa Timur menyebut biaya produksi tanam cabai bulan ini bakal terjadi pembengkakan 10% - 20% akibat minimnya pasokan air dari irigasi akibat belum turun hujan di sebagian besar wilayah Jatim.
Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia – Jatim, Nanang Triatmoko mengatakan belum datangnya hujan di musim tanam untuk beberapa wilayah ini membuat petani terpaksa harus menggunakan pompa untuk mengairi ladang cabai.
“Saat ini petani belum bisa menggunakan irigasi, jadi harus pakai pompa untuk mengaliri tanaman,” jelasnya, Senin (28/10/2019).
Menurutnya pada musim kemarau, tren tanaman cabai ini produktivitasnya rerata hanya mampu mencapai 8 ton/ha. Sedangkan jika ada hujan, produktivitasnya bisa lebih bagus dan sempurna dengan rerata produktivitas 10 ton/ha.
Dia menjelaskan sejumlah daerah yang saat ini sedang memasuki musim tanam yakni di Kediri saat ini sedang mulai menanam dengan total luas hanya 300 ha, disusul daerah Gresik dan Malang yang sedang tahap penyiapan lahan dan benih dengan total luas kedua daerah 1.000 ha lebih, dan di Banyuwangi hanya 500 ha.
“Total luas tanam tersebut bisa meluas jika turun hujan, jadi sementara hanya itu luasnya,” katanya.
Sedangkan untuk daerah yang masih sedang mengalami musim panen saat ini ada di Jember untuk cabai besar dan di Paiton Probolinggo, Banyuwangi, Kediri, Blitar dan juga ada pasokan cabai dari Mataram yang masuk ke Jatim sehingga mempengaruhi harga cabai saat ini.
“Hampir semua jenis cabai kita turun harga dalam beberapa minggu terakhir karena beberapa daerah lagi panen, ditambah masuknya cabai dari Mataram,” imbuhnya.
Adapun untuk harga cabai keriting di tingkat petani saat ini turun menjadi Rp6.000/kg di bawah harga pokok produksi (HPP). Sedangkan harga cabai rawit di tingkat petani saat ini Rp22.000/kg, turun dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp30.000 – Rp38.000/kg.
Sementara untuk cabai besar pun mengalami penurunan harga yang saat ini di tingkat petani hanya Rp10.000 – Rp11.000/kg dari yang sebelumnya tertinggi mencapai Rp20.000/kg.
Nanang memperkirakan, pada momen akhir tahun seperti Natal dan Tahun Baru terjadi peningkatan permintaan komoditas cabai hingga 50%, sehingga berdampak pada peningkatan harga yang bisa mencapai 100%.