Bisnis.com, SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mendirikan Pusat Penelitian (Puslit) Agri-Pangan dan Bioteknologi guna mendukung pengembangan ketahanan pangan dan obat.
Kepala Pusat Penelitian Agri-Pangan dan Bioteknologi ITS, Maya Shovitri mengatakan ketahanan dan industri pangan dan obat menjadi salah satu isu yang menantang tahun ini karena menyangkut dengan kebutuhan primer masyarakat Indonesia.
"Jadi pusat penelitian ini merupakan wujud realisasi akan harapan bahwa kebutuhan pangan tersebut dapat dipenuhi secara internal tanpa bergantung pada komoditas impor," katanya dalam rilis, Rabu (29/1/2020).
Dia mengatakan pusat penelitian tersebut dikembangkan untuk menyikapi sasaran pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 tentang peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas konsumsi pangan.
"Setelah diresmikan, harapannya dapat meningkatkan dan melebarkan peran aktif ITS di bidang ketahanan pangan dan obat," imbuhnya.
Selain itu, lanjutnya, pengembangan teknologi dan peningkatan kualitas standarisasi melalui hasil-hasil penelitian yang akan datang dapat meningkatkan jumlah komoditas ekspor pangan sebagai sumber devisa negara.
Baca Juga
Maya menjelaskan ITS sendiri merupakan institusi pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dengan berbasis sains, teknologi dan seni, dapat turut berkiprah dengan beberapa topik penelitian, di antaranya adalah teknologi smart farming, aplikasi bioteknologi, teknologi pengolahan pangan dan obat baru, rekayasa lingkungan, dan teknologi alat pertanian.
"Sebagai salah satu langkah awal, pusat penelitian baru ini akan mengadakan FGD dengan Departemen Bioteknologi Universitas Chulalongkorn, Thailand dan beberapa rekan dari dinas dan industri terkait pangan dan bioteknologi," imbuhnya.
Dia menambahkan, ke depan pusat penelitian ini juga akan terus menggandeng Laboratorium Bioteknologi Departemen Biologi ITS untuk memformulasikan dan merealisasikan topik penelitian yang potensial untuk dilakukan secara bersama.