Di tengah wabah Covid-19 ini pun, Risma aktif turun ke warga naik sepeda motor untuk mengampanyekan pemakaian masker bagi warga Surabaya demi menurunkan kasus Virus Corona di Kota Pahlawan.
Berdasarakan data Satgas Penanganan Covid-19, sepekan terakhir penambahan harian konfirmasi Covid-19 di Surabaya berada di rentang 80-90-an kasus perhari. Padahal, sepekan sebelumnya, kasus pertambahan Covid-19 harian di atas 100-an orang perhari.
Kini di tengah perang menghadapi Virus Corona, dan Surabaya pernah menjadi kota dengan kasus kumulatif Covid-19 terbanyak di Indonesia, warga Surabaya tetap mencintai Risma.
Alumni Institut Tekknologi Sepuluh November ini masih menjadi magnet. Maka, tak heran muncul opini di tengah masyarakat bahwa partai yang mengusung Risma, PDIP, sulit mencari pengganti sekaliber Risma.
Pengamat politik Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menyebut berdasarkan survei bahwa kepuasan masyarakat terhadap kinerja Risma masih sangat tinggi, meski ada pandemi Covid-19, sehingga bisa dijadikan ujung tombak kampanye Pilkada Surabaya 2020.
"Lebih-lebih ketika menjadi perhatian, PDI Perjuangan bisa menawarkan narasi yang menjawab isu publik, maka akan menarik pemilih yang belum menentukan pilihan, karena pemilih seperti itu tergantung pada paparan informasi," ucapnya.
Dia pun menilai PDIP sangat cerdas dengan selalu menempatkan nama Risma sebagai pintu masuk untuk menjembatani dan memastikan kesinambungan Surabaya. Tidak dapat dipungkiri, Risma terbukti sukses, dicintai publik dan selalu dikaitkan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Sehingga publik semakin mengasosiasikan bahwa keberhasilan Surabaya adalah berkat kepemimpinan PDIP," kata pengamat yang juga seorang peneliti tersebut.