Bisnis.com, SURABAYA - Pasangan Eri Cahyadi -Armudji dan Machfud Arifin-Mujiaman kembali berhadapan pada debat pemilihan Wali Kota Surabaya di Dyandra Convention Centre, Sabtu (5/12/2020) malam.
Ini merupakan debat ketiga sekaligus terakhir bagi kedua pasangan calon sebelum hari H pemungutan suara Pilkada Surabaya pada Rabu (9/12/2020).
Anggota Komisi Pemilihan Umum Kota Surabaya Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM, Subairi, mengatakan tema yang diangkat pada debat pamungkas ini ialah Sinergi Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Kebangsaan.
Tema besar itu dibagi menjadi lima sub-tema, yakni Sinkronisasi Pembangunan Vertikal dan Horisontal; Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan; Pembangunan Budaya, Politik dan Demokrasi; Wawasan NKRI dan Kebangsaan; serta Harmoni Sosial dan Persatuan Nasional.
Adapun tim panelis terdiri dari Masdar Hilmi dan Achmad Room Fitrianto dari UIN Sunan Ampel Surabaya, Agus Machfud Fauzi dari Universitas Negeri Surabaya, Nurul Jadid dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Hasan Ubaidilah dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Debat terakhir Pilkada Surabaya ini akan disiarkan secara langsung oleh Kompas TV dan TV 9.
“Ketentuan debat seperti pada dua debat sebelumnya, kami menerapkan protokol kesehatan ketat,” kata Subairi saat dihubungi.
Ketua Tim Pemenangan Eri Cahyadi-Armuji, Adi Sutarwijono, berujar pasangan nomor urut 1 yang diusung PDI Perjuangan dan partai-partai non-parlemen itu sudah sangat siap melakoni debat ketiga.
Menurut dia, tak ada persiapan khusus yang dilakukan Eri-Armudji sebelum debat.
“Kami sangat siap, karena baik Eri maupun Armuji sudah menguasai masalah yang didebatkan,” kata Adi.
Di lain pihak, Direktur Komunikasi dan Media Machfud Arifin-Mujiaman, Imam Syafi’i, mengatakan bahwa sebelum debat dilaksanakan, Machfud dan Mujiaman berdiskusi dengan tim kecil.
Sebagai mantan kapolda, kata Imam, Machfud relatif menguasai masalah yang menjadi tema debat karena posisinya pernah sebagai pejabat tingkat provinsi.
Imam meminta pasangan nomor urut 1 tidak melontarkan pertanyaan-pertanyaan non-teknis di luar tema debat seperti dua debat sebelumnya.
“Pada debat sebelumnya mereka memberikan pertanyaan non-teknis, tapi menjawabnya dengan membaca. Dan jawabannya pun keliru,” kata Imam.