Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Emiten Kertas Suparma (SPMA) Tumbuh 26,1 Persen

Untuk meningkatkan kinerja ke depan, perseroan telah melakukan belanja modal untuk mesin kertas.
Direktur Suparma Hendro Luhur (kedua kiri) dalam RUPS PT Suparma Tbk, Senin (6/6/2022)..Dok. Suparma
Direktur Suparma Hendro Luhur (kedua kiri) dalam RUPS PT Suparma Tbk, Senin (6/6/2022)..Dok. Suparma

Bisnis.com, SURABAYA — Emiten kertas PT Suparma Tbk (SPMA) mencatatkan penjualan bersih selama periode Januari - April 2022 telah mencapai 33,1 persen dari target 2022 sebesar Rp3,1 triliun.

Direktur Suparma, Hendro Luhur, mengatakan capaian penjualan bersih sepanjang empat bulan pertama tahun ini mengalami pertumbuhan 26,1 persen dibandingkan periode yang sama 2021.

“Pertumbuhan penjualan ini disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas sebesar 25,3 persen, dan naiknya kuantitas penjualan produk kertas sebesar 0,3 persen (yoy),” ujarnya dalam RUPS, Senin (6/6/2022).

Dia menjelaskan, secara kuantitas penjualan kertas Suparma pada periode 4 bulan tahun ini mencapai 68.178 MT atau naik 0,3 persen dibandingkan Januari - April 2021 yang hanya 67.951 MT atau setara dengan 27,2 persen dari target kuantitas penjualan pada tahun ini sebesar 251.000 MT.

“Sedangkan untuk hasil produksi kertas Suparma pada periode 4 bulan tahun ini juga mengalami peningkatan sebesar 1,6 persen dari semula sebesar 71.029 MT menjadi 72.195 MT atau setara dengan 28,9 persen dari target produksi kertas 2022 yang sebesar 250.000 MT,” jelasnya.

Adapun pada 2021, perseroan mencatatkan kinerja penjualan bersih sebesar Rp2,79 triliun atau naik 29,9 persen (yoy). Pertumbuhan penjualan bersih tersebut terutama disebabkan oleh naiknya harga jual rata-rata produk kertas Suparma pada 2021 sebesar 21,4 persen dibandingkan harga jual rata-ratanya di 2020. 

Sementara kuantitas penjualan produk kertas Suparma selama 2021 mencapai 214.200 MT atau meningkat 6,8 persen. Sedangkan laba komprehensif perseroan pada tahun lalu terealisasi sebesar Rp315,8 miliar atau naik 105,3 persen (yoy).

Capaian laba tersebut disebabkan oleh beban operasional yang terdiri dari beban penjualan, beban umum dan administrasi yang mengalami kenaikan yang disebabkan oleh meningkatnya beban ekspor dan pengangkutan, serta naiknya gaji dan upah. Sedangkan beban keuangan mengalami penurunan dari semula Rp38,3 miliar pada 2020 menjadi Rp33,1 miliar pada 2021.

Hendro menambahkan untuk meningkatkan kinerja ke depan, perseroan telah melakukan belanja modal untuk mesin kertas no.10 (MK 10) senilai Rp331,1 miliar. MK 10 memiliki kapasitas terpasang 55.000 MT sehingga total kapasitas terpasang Suparma mengalami peningkatan 21,9 persen dari semula 250.900 MT menjadi 305.900 MT.

“MK 10 sudah beroperasi secara komerasial sejak 7 Maret lalu dan hingga akhir Mei 2022 ini, MK 10 telah memproduksi hand towel dan wrapping Kraft sebesar 3.817 MT dengan produksi harian tertinggi sebesar 103 MT,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper