Bisnis.com, SURABAYA— PT Wismilak Inti Makmur Tbk. (WIIM) optimistis dapat mengejar pertumbuhan penjualan sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 20% tahun ini, meski tantangannya tidak mudah, yakni bahan baku dan rokok murah.
Direktur WIIM terpilih, Surjanto Yasaputera, mengatakan tahun ini, perusahaan menargetkan produk sigaret kretek mesin (SKM) bisa tumbuh sekitar 20% kemudian sigaret kretek tangan (SKT) tumbuh sekitar 15% secara volume penjualan.
“Kami bisa sampaikan baru dari sisi volume karena dari sisi pendapatan belum bisa menyampaikan mengingat hal tersebut terkait dengan strategi kenaikan harga dan lain sebagainya,” katanya pada paparan kinerja WIIM tahun buku 2024 dan kuartal I/2025 yang diadakan secara daring, Senin (26/5/2025).
Untuk lini bisnis filter dengan penambahan mesin yang ada, kata dia, ditargetkan tumbuh sekitar 10% sampai 15% secara volume.
Menurut dia, tantangan terbesar industri rokok tanah air yang pertama tentunya yang terkait dengan bahan baku karena bahan baku ini sangat tergantung cuaca jadi saat cuaca kurang mendukung maka berpotensi mengurangi ketersediaan bahan baku yang berdampak pada harga bahan baku yang naik serta kualitasnya menjadi turun.
Tantangan lainnya, yakni terkait maraknya rokok harga murah yang legalitasnya diragukan dalam kurun waktu 2-3 tahun kebelakang. Produk rokok murah tersebut sangat mempengaruhi pasar rokok di Indonesia.
Baca Juga
Di tengah tantangan tersebut, dia menegaskan, WIIM memang mengutamakan mempertahankan market share, hal ini tercermin dari volume yang tumbuh meskipun secara profit margin masih ada tantangan.
Terkait kinerja kata dia, WIIM mencatatkan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp1,362 triliunar pada kuartal I/2025, meningkat 28,8 % dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,058 triliun.
Sedangkan untuk laba bersih, kata dia, tercatat sebesar Rp73 miliar, menurun 19,3% dari perolehan laba bersih di periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp91 miliar.
Di tengah berbagai tantangan industri rokok pada tahun 2024, dia menegaskan, Wismilak Filter yang merupakan lini bisnis filter rod Wismilak mengalami pertumbuhan yang cukup baik.
“Tercatat di tahun 2024, penjualan filter rod tumbuh 48,3% menjadi Rp1,2 triliun dari Rp804,7 miliar di tahun sebelumnya. Wismilak terus memacu pertumbuhan pada lini bisnis filter melalui inovasi produk serta penambahan kapasitas produksi dengan mendatangkan 5 (lima) mesin baru di tahun 2024,” katanya.
Lini bisnis filter selama 4 tahun berturut-turut pertumbuhannya memang sangat tinggi, kontribusinya mencapai 25% dari total penjualan WIIM. Pada kuartal I/2025 peningkatannya mencapai 50% secara rupiah.
Anggaran belanja 2024 lalu, mencapai Rp200 miliar yang digunakan untuk penambahan mesin filter dan juga tahun lalu ada penambahan mesin SKM, sedangkan tahun ini tidak sebesar tahun lalu kurang lebih sekitar Rp80-100 miliar kemungkinan akan ada ekspansi di fasilitas produksi segmen SKT.
Dalam RUPST, Perseroan juga memutuskan pembagian dividen tunai kepada para pemegang saham sejumlah Rp64,8/lembar saham atau dalam keseluruhan sebesar kurang lebih Rp134,5 miliar.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2024 yang diselenggarakan di kantor pusat perseroan, GRHA Wismilak Surabaya, Perseroan melakukan perubahan susunan pengurus Perseroan dan mengangkat Erni Lisawati dan Surjanto Yasaputera sebagai Direktur Perseroan.
Adapun susunan pengurus Perseroan adalah sebagai berikut:
Dewan Direksi
Direktur Utama : Ronald Walla
Direktur : Ir. Krisna Tanimihardja
Direktur : Ir. Sugito Winarko
Direktur : Lucas Firman Djajanto
Direktur : Erni Lisawati
Direktur : Surjanto Yasaputera
Dewan Komisaris
Komisari Utama : Indahta Widjajadi
Komisaris : Stephen Walla
Komisaris Independen : Edy Sugito
Komisaris Independen : Daniel Sutrio Darmadi.