Bisnis.com, MALANG—Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih mengalami "darurat" guru sekolah dasar berstatus aparatur sipil negara (ASN) sehingga ada seorang guru yang harus mengajar di beberapa SD.
"Kami sangat prihatin dengan kondisi ini, ada guru yang terpaksa merangkap mengajar di empat SD, khususnya untuk guru agama dan olahraga," kata Rendra di Malang, Kamis (3/5/2018).
Dengan kondisi ini, Rendra mengatakan, kasihan siswa karena tidak bisa maksimal belajar, demikian juga dengan guru. "Yang lebih parah lagi ada satu SD Negeri di Gedangan yang hanya memiliki satu guru sekaligus kepala sekolah. Usianya pun mendekati masa pensiun," ujarnya.
Rendra mengatakan, kekurangan guru SD berstatus ASN itu membuat Pemkab Malang harus segera mencari jalan keluar, apalagi di tengah tuntutan kemajuan teknologi dalam dunia pendidikan.
Rendra mengatakan, saat pensiun guru berstatus ASN juga banyak yang hampir bersamaan. Oleh karena itu, pihaknya akan terus berupaya menambah jumlah guru SD berstatus ASN, bahkan tanpa melalui ujian atau seleksi CPNS.
"Kami memang memprioritaskan para guru tidak tetap (GTT) atau honorer yang sudah lama mengajar dan mengabdi sebagai pendidik di Kabupaten Malang," ucap Ketua DPD NasDem Jawa Timur tersebut.
Kekurangan guru ASN di Kabupaten Malang terjadi sejak dua tahun terakhir, setelah banyaknya guru ASN memasuki masa pensiun, namun tidak diikuti dengan penerimaan guru ASN karena Pemerintah Pusat melakukan moratorium penerimaan ASN.