Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Tekanan Inflasi di Kota Malang pada Juni Masih Terkendali

Bank Indonesia (BI) Malang menilai tekanan inflasi Kota Malang pada Juni 2025 masih dalam taraf terkendali.
Bank Indonesia (BI) Malang menilai tekanan inflasi Kota Malang pada Juni 2025 masih dalam taraf terkendali. / Bisnis-Himawan L Nugraha
Bank Indonesia (BI) Malang menilai tekanan inflasi Kota Malang pada Juni 2025 masih dalam taraf terkendali. / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, MALANG — Bank Indonesia (BI) Malang menilai tekanan inflasi Kota Malang pada Juni 2025 masih dalam taraf terkendali.

Hal ini tidak terlepas dari sinergi dan koordinasi dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang diwujudkan melalui sinergi kolaboratif dalam pengendalian inflasi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, mengapresiasi sinergi kolaboratif TPID seperti menyelenggarakan pasar murah pada 17 Juni 2025, sidak pasar untuk pemantauan harga dan ketersediaan stok barang menjelang Tahun Baru Hijriyah pada 26 Juni 2025, pemantauan harga bahan pangan pokok selama bulan Juni 2025, dan rapat koordinasi (rakor) rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri selama Juni 2025.

"Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Juni 2025 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,38% (month-to-month/mtm) lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,21% (mtm)," ucap Febrina, Kamis (3/7/2025).

Dengan capaian tersebut, Kota Malang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 2,11% (year-on-year/yoy).

Inflasi periode Juni 2025 terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,31% (mtm). 

Menurut Febrina, inflasi di Malang sedikit tertahan oleh kelompok transportasi dengan andil deflasi sebesar 0,03% (mtm).

Berdasarkan komoditas inflasi terbesar Kota Malang didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai rawit, kacang panjang, emas perhiasan, telur ayam ras, dan bawang merah masing-masing dengan andil 0,10%, 0,05%, 0,04%, 0,03% dan 0,03% (mtm). 

Kenaikan harga komoditas cabai rawit, kacang panjang, dan bawang merah dipicu oleh peningkatan permintaan pada momen Iduladha di tengah terbatasnya pasokan karena memasuki permulaan musim tanam. 

Dia menegaskan, kenaikan harga telur ayam ras terjadi seiring dengan kenaikan biaya pakan dan produksi. Sementara kenaikan harga emas perhiasan mengikuti tren kenaikan harga komoditas emas global. 

Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada komoditas bawang putih, bensin, pisang, tarif angkutan kendaraan roda 2 online (ojek online), dan jeruk masing-masing dengan andil -0,03%, -0,02%, -0,02%, -0,02% dan 0,01% (mtm). 

Penurunan harga bawang putih didorong oleh realisasi impor yang meningkat serta distribusi yang baik. Penurunan harga pisang, dan jeruk terjadi seiring dengan terjaganya pasokan di tengah aktivitas panen.

Adapun penurunan harga bensin terjadi seiring dengan adanya penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi (Pertamax Series dan Dex Series) yang turun untuk wilayah Jawa Timur per 1 Juni 2025. 

"Penurunan harga BBM tersebut juga berimbas kepada penurunan harga tarif kendaraan roda 2 online," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper