Bisnis.com, SURABAYA – PT PAL Indonesia (Persero) tengah mengincar sejumlah proyek pembangunan kapal negara asing mengingat adanya potensi kebutuhan pengadaan kapal di sejumlah negara di Asia - Afrika yang cukup meningkat.
Direktur Utama PAL Indonesia Budiman Saleh mengatakan saat ini banyak kebutuhan kapal dari luar negeri termasuk negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Thailand yang akan dibidik perseroan.
Menurutnya kapal yang diinginkan oleh negara tetangga tersebut memiliki konsep yang sama dengan kapal-kapal Indonesia lantaran sama-sama memiliki laut yang luas.
"Seperti Malaysia itu butuh 2 unit kapal Landing Platform Dock (LPD) 163 meter, lebih panjang dari kapal LPD kita yang hanya 124 meter," katanya di sela-sela kunjungan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Senin (16/7/2018).
Selain itu, lanjut Budiman, negara Thailand juga membutuhkan kapal LPD sepanjang 144 meter yang perlu dilengkapi dengan teknologi canggih dan terkini atau kapal multi purpose.
"Untuk proyek kapal Thailand ini kita punya saingan yakni Singapura karena Singapura juga pernah jual kapal ke Thailand," imbuhnya.
Meski begitu, lanjut Budiman, diharapkan pada September mendatang PT PAL Indonesia mendapatkan sinyal kontrak pembangunan kapal dari Thailand karena PAL memiliki pengalaman dan kemampuan membuat kapal LPD.
"Sedangkan Filipina memang pernah beli kapal SSV-1 dan SSV-2 dari kita, tapi tampaknya mereka juga sedang tanya-tanya ke galangan di Belanda dan Korea. Tapi kita akan coba improve desain dan spesifikasinya karena namanya teknologi pasti berubah dan semakin maju," jelasnya
Budiman menambahkan, khusus proyek kapal dalam negeri saat ini ada beberapa proyek yang sedang berjalan dan dalam tahap proses produksi yang sesuai dengan jadwal.
"KCR-60 meter pesanan Kementerian Pertahanan juga siap untuk diserah terimakan pada bulan depan, demikian juga Kapal Landing Platform Dock LPD-124m pesanan TNI-AL juga telah siap untuk diluncurkan bulan depan," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah dalam rapat memutuskan untuk menggunakan sebanyak mungkin produk lokal yang bisa dibangun sendiri karena Kementerian Pertahanan pengguna dana terbesar ke 2 setelah Kementerian PUPR.
"Ini menjadi peluang kita untuk membangun industri yang lebih baik. Saya lihat tadi assembling kapal yang kerja sama dengan Korea sudah bagus, KCR dan LPD juga lebih bagus lagi dan lebih murah karena sekarang teknologi dan kemampuan tenaga kita dalam mengembangkan kapal militer maupun non militer sudah bagus," ujarnya.