Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gaikindo Fokus Garap Pasar Mobil di Indonesia Timur

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan memfokuskan penjualan mobil tahun ini ke Indonesia Timur.
Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi (tengah) saat konferensi pers rencana gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Surabaya, Kamis (28/3/2019)./Bisnis-Peni Widarti
Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi (tengah) saat konferensi pers rencana gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Surabaya, Kamis (28/3/2019)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) akan memfokuskan penjualan mobil tahun ini ke Indonesia Timur mengingat kondisi pasar kendaraan di wilayah barat Indonesia cukup tertekan.

Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan tahun ini saja industri kendaraan bermotor memprediksi pertumbuhan pasar mobil bakal flat alias sama seperti tahun lalu yakni sekitar 6%-7%.

"Pada awal tahun ini penjualan kendaraan juga agak turun sedikit. Ini sedang saya pelajari, ada apa ini kok turun?" katanya saat konferensi pers Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Surabaya, Kamis (28/3/2019).

Dia mengatakan penjualan yang agak susah terjadi di wilayah Jawa, seperti di Jakarta diperkirakan masyarakat enggan membeli kendaraan karena infrastrukturnya masih belum baik dan macet.

"Sebetulnya orang Jakarta tak mau beli mobil karena infrastrukturnya masih macet, makanya penjualan di arahkan ke daerah Indonesia bagian timur," katanya.

Dia mengungkapkan, penjualan kendaraan bermotor ke wilayah luar Jawa sejauh ini sudah berkembang setidaknya sudah berkontribusi sekitar 40% dari total penjualan motor nasional.

"Khusus di wilayah Jawa Timur berkontribusi sekitar 13% terhadap pasar nasional," imbuhnya.

Data Gaikindo menyebutkan, kapasitas produksi mobil berbagai merek di Indonesia saat ini mencapai 2,3 juta unit per tahun. Namun jumlah marketnya masih 1,15 juta unit per tahun.

Pasar Ekspor

Yohannes mengatakan Indonesia seharusnya punya potensi pasar ekspor terutama ke Australia karena secara letak geografis lebih dekat dengan Indonesia. Selain itu, kebutuhan mobil di Australia mencapai 1,2 juta per tahun, sementara negara Kanguru tersebut tidak memiliki pabrikan.

"Harusnya sangat potensi sekali masuk ke Australia, tapi saat ini permintaan pasar mobil di Australia belum bisa dipenuhi oleh pabrikan dalam negeri, sehingga industri Thailand yang masuk ke sana," katanya.

Menurutnya, Indonesia masih lebih jago membuat mobil MPV dan LCGC. Sedangkan Australia lebih membutuhkan kendaraan sedan.

"Sekarang sedikit sekali sedan kita bahkan hilang, padahal dulu 1990-an ada Toyota Corolla, Honda Civic dan Accord, juga Mazda 232. Jadi mungkin yang bisa kita ekspor ke sana itu mobil SUV," katanya.

Selain itu, lanjutnya, saat ini pabrikan Indonesia sedang menunggu aturan dari pemerintah yang baru saja melakukan tanda tangan perjanjian perdagangan dengan Australia.

"Kita sedang tunggu aturan main dengan Australia dan mencari distributor di sana. Kemendag juga sudah tanda tangan dengan Australia, tapi ingat! Selera orang di sana pasti beda dengan kita. Australia enggak mau pakai MPV," imbuhnya.

Adapun total penjualan mobil di dunia per tahun mencapai 98 juta. Sebanyak 35 juta merupakan jenis sedan, sebanyak 40 juta unit merupakan SUV dan sebanyak 5 juta merupakan MPV.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper