Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Tebu Usulkan Harga Patokan Gula Petani Rp12.025/Kg

HPP usulan tersebut meningkat dibandingkan HPP tahun lalu yang hanya Rp9.700/kg.
Ilustrasi gula./Ist
Ilustrasi gula./Ist

Bisnis.com, SURABAYA – Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) kembali mengusulkan harga patokan petani (HPP) kepada pemerintah sebesar Rp12.025/kilogram.

Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen mengatakan bahwa musim giling tahun ini direncanakan dimulai pada Maret/April untuk di wilayah Sumatera. Sedangkan di Pulau Jawa akan dimulai pada Mei 2020.

“Saat musim giling tiba ini, kami berharap segera ada kepastian mengenai harga patokan gula petani dengan mempertimbangkan biaya pokok produksi sehingga ada jaminan keuntungan yang diterima petani selama menanam satu tahun ini,” katanya, Rabu (4/3/2020).

Dia menjelaskan, APTRI telah menerima masukan dari petani tebu dan melakukan perhitungan besaran HPP berdasarkan biaya pokok produksi. Dari perhitungan tersebut, tahun ini terdapat kenaikan biaya produksi, salah satunya adalah biaya garap/upah tenaga kerja yang cukup siginifikan sehingga sangat tepat jika HPP tersebut adalah Rp12.025 atau jika dibulatkan Rp12.000/kg.

“HPP tersebut meningkat dibandingkan HPP tahun lalu yang hanya Rp9.700/kg,” imbuhnya.

Dia menyebutkan, biaya garap di kebun untuk sekitar 1 hektare mencapai Rp50 juta, yang terdiri dari biaya imbalan lahan Rp15 juta, bibit Rp6 juta, pupuk Rp2,5 juta, traktor sekitar Rp2 juta, irigasi, tanam, klentek, pembelian pestisida, hingga biaya tebang dan angkut. Sedangkan biaya ratoon atau peremajaan mencapai Rp34,8 juta.

Sekjen APTRI, M. Nur Khabsyin menambahkan petani tebu berharap pemerintah segera menetapkan HPP gula 2020 maksimal pada April mendatang. Menurutnya, dalam pengkajian HPP yang dilakukan pemerintah juga berkaitan dengan penyesuaian harga gula di pasaran yang nantinya ikut naik.

“Saat ini, surat usulan kami kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian masih dikaji dulu, tapi prinsipnya akan ada penyesuaian harga gula, karena harga-harga lain juga naik,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper