Bisnis.com, SURABAYA – Kalangan industri tekstil mengungkapkan upaya menjadi pemain dadakan dalam memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) yang memiliki peluang besar di masa pandemi Covid-19 ternyata tidak mudah.
Penasihat Ikatan Ahli Tekstil Indonesia (Ikatsi), Lukas Lestiyana Prawoto mengatakan kondisi pertekstilan hingga kini belum bergairah meski ada potensi lain yakni memproduksi APD, apalagi pemerintah mendorong untuk mengambil kesempatan memperbanyak produksi APD dan mengekspornya.
“Bahkan sebetulnya ekspor APD difasilitasi oleh pemerintah, tetapi memang jadi pemain dadakan tidaklah gampang, banyak syarat yang harus dipenuhi dalam memproduksi APD yang sesuai standar kesehatan,” jelasnya, Senin (27/7/2020).
Dia mengatakan dalam memproduksi APD seperti masker dan baju hazmat diperlukan banyak izin seperti izin produksi dari Kementerian Kesehatan, izin edar, hingga izin distribusi.
Selain itu, dalam memproduksinya dibutuhkan banyak tenaga kerja, sementara selama pandemi Covid-19, industri padat karya terutama memilih untuk merumahkan sebagian karyawan, atau membuat sistem kerja shift atau bergantian agar tidak menjadi klaster penyebaran virus.
“Kebutuhan APD dalam waktu singkat ini sangat banyak, tetapi memproduksinya cukup lama karena berbagai urusan standardisasi sehingga banyak yang belum bisa dipenuhi oleh industri karena memang sebelumnya mereka memproduksi pakaian bisasa,” jelasnya.
Namun begitu, lanjut Lukas, kondisi belum mampunya industri memenuhi permintaan pasar dalam negeri ini dicium oleh importir sehingga banyak produk APD impor yang masuk.
Industri Tekstil Beralih ke Produksi APD Hadapi Tantangan
Memproduksi APD seperti masker dan baju hazmat diperlukan banyak izin seperti izin produksi dari Kementerian Kesehatan, izin edar, hingga izin distribusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
17 menit yang lalu