Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saraswanti (SAMF) Targetkan Penjualan Rp2,88 Triliun Tahun Ini

Perseroan optimistis pasar pupuk di Indonesia masih sangat besar karena merupakan negara agraris, dan Indonesia merupakan salah satu benchmark dalam perdagangan pupuk dunia.
Direktur Utama SAMF, Yahya Taufik (kiri) dan Direktur Keuangan SAMF, Theresia Yusufiani Rahayu (tengah) saat menggelar RUPS di Surabaya, Rabu (15/6/2022)./Bisnis - Peni Widarti
Direktur Utama SAMF, Yahya Taufik (kiri) dan Direktur Keuangan SAMF, Theresia Yusufiani Rahayu (tengah) saat menggelar RUPS di Surabaya, Rabu (15/6/2022)./Bisnis - Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA — PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) tahun ini menargetkan penjualan pupuk nonsubsidi bisa mencapai Rp2,88 triliun seiring dengan besarnya potensi pasar dalam negeri yang cukup besar.

Direktur Utama SAMF, Yahya Taufik, mengatakan perseroan dengan sangat optimistis melakukan revisi peningkatan target penjualan 2022 dari awalnya Rp2,4 triliun menjadi Rp2,88 triliun, dengan target profit Rp347 miliar.

“Kami optimistis pasar pupuk di Indonesia masih sangat besar karena kita negara agraris, dan Indonesia itu merupakan salah satu benchmark dalam perdagangan pupuk dunia, dan kita sudah menjalani semester I ini dengan bagus dan market tahun ini sudah kita pegang sehingga kami perlu melakukan perubahan target 2022,” ujarnya dalam RUPS SAMF, Rabu (15/6/2022).

Dia mengatakan penjualan pupuk SAMF sendiri telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejalan dengan peningkatan kebutuhan pasar. Tercatat pada 2021 perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp1,85 triliun dengan profit Rp218 miliar atau naik 45 persen (yoy)

“Sedangkan pada kuartal I/2022 ini penjualan sudah mencapai Rp839 miliar atau naik 2,82 persen dibandingkan kuartal I/2021 yang hanya Rp297 miliar,” katanya.

Yahya menjelaskan kebutuhan pupuk nasional baik subsidi maupun non subsidi saat ini mencapai sekitar 27 juta ton/tahun. Sementara produksi pupuk dalam negeri hanya mampu mencukupi kebutuhan sendiri sekitar 6 juta ton an, sisanya disuplai dari produk impor yang kebanyakan berasal dari Malaysia dan China. 

Dari potensi pasar yang begitu besar, lanjut Yahya, Saraswanti hanya mampu melayani kebutuhan pasar sesuai kapasitas produksi saat ini 600.000 ton/tahun. 

“Untuk pasar Saraswanti sendiri lebih banyak menyasar sektor tanaman kelapa sawit, sisanya menyuplai kebutuhan tanaman lain seperti tebu, karet dan kakao. Sebaran pasar SMAF ini masih didominasi perkebunan di wilayah Sumatera 40 persen, Jawa 10 persen, Kalimantan 30 persen dan Sulawesi serta Indonesia Timur 20 persen,” jelasnya.

Direktur Keuangan SAMF, Theresia Yusufiani Rahayu mengatakan, untuk mengantisipasi meningkatnya kebutuhan pupuk, perseroan juga telah menanamkan investasi sekitar Rp125 miliar untuk peningkatan kapasitas produksi sebanyak 100.000 ton, ditambah modal kerja untuk memenuhi kapasitas yakni menjadi sebesar Rp256 miliar. 

“Saat ini pembangunan line pabrik baru di Mojosari Mojokerto masih dalam tahap konstruksi, mudah-mudahan akhir kuartal III/2022 sudah selesai. Ini memang agak sedikit mundur karena ada masalah perizinan Online Single Submission Risk-Based Approach (OSS RBA),” katanya.

Peningkatan kapasitas produksi ini juga menjadi salah satu upaya untuk mengantisipasi adanya rencana pemerintah yang akan mencabut pupuk subsidi, yang akan dimulai pada jenis pupuk ZA.

Adapun untuk menjaga pasokan bahan baku pupuk NPK dari dampak adanya perang Rusia-Ukraina, perseroan telah melakukan aksi untuk mengakses sejumlah negara lain agar mau menyuplai bahan baku untuk Saraswanti.

“Seperti diketahui Rusia merupakan penghasil bahan baku pupuk yakni potassium phosphate dan selama ini menyuplai sebanyak 40 persen. Nah sejak awal tahun itu kami sudah mendapat jaminan pasokan dari Laos 75.000 ton/tahun, akan ditingkatkan jadi 100.000 ton/tahun, dari kebutuhan kami 300.000 ton/tahun,” kata Yahya.

Selain itu, lanjutnya, perseroan juga mendapatkan dukungan bahan baku pupuk dari Uzbekistan, termasuk dari Rusia masih tetap memberikan komitmen suplai ke Saraswanti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper