Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Kuliner Jatim Bersiap Optimalkan Omzet 2023, Begini Strateginya

Banyak pengusaha yang buka mendekati Ramadan dan Lebaran karena momentum, dan pemerintah sendiri telah memberikan keputusan yang baik, tidak ada PPKM,
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono (ketiga kiri) dan Chairman Artax, Sunarto (ketiga kanan) saat penandatangan kerja sama MoU tentang perpajakan di Surabaya, Senin (30/1/2023)./Bisnis - Peni Widarti
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono (ketiga kiri) dan Chairman Artax, Sunarto (ketiga kanan) saat penandatangan kerja sama MoU tentang perpajakan di Surabaya, Senin (30/1/2023)./Bisnis - Peni Widarti

Bisnis.com, SURABAYA — Kalangan pengusaha kuliner atau food and beverage (F&B) di Jawa Timur sudah mulai bersiap-siap mengatur strategi bisnis untuk mengoptimalkan potensi omzet yang bisa digaet selama semester I/2023 salah satunya pada saat momen Ramadan dan Lebaran.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono mengatakan saat ini sudah banyak gerai-gerai kuliner yang mulai buka kembali setelah sempat tutup karena terdampak pandemi panjang, bahkan banyak juga brand kafe/restoran yang membuka cabang di awal tahun.

“Kafe, resto yang ada di awal tahun ini sudah persiapan memasok bahan baku, kemudian kafe/resto yang dulunya tutup kini sudah mulai dan akan buka di semester I ini,” katanya seusai acara penanandatanganan MoU Apkrindo Jatim dengan konsultan pajak Artax, Senin (30/1/2023).

Dia mengatakan optimisme pengusaha F&B di awal tahun ini juga beriringan dengan situasi pandemi Covid-19 yang semakin membaik, dan kebijakan pemerintah yang telah mencabut aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

Kondisi tersebut, menurutnya, telah membangkitkan roda perekonomian nasional dan stabilitas ekonomi yang terjaga dengan baik di saat negara-negara lain sedang mengalami masalah ekonomi bahkan inflasi tinggi.

“Banyak pengusaha yang buka mendekati Ramadan dan Lebaran karena momennya memang di situ, dan pemerintah sendiri telah memberikan policy yang baik, tidak ada PPKM, bahkan Presiden Joko Widodo sekarang sudah jarang pakai masker, kemudian Imlek ada libur nasional, hal ini cukup mendorong penjualan sektor kuliner, bahkan perhotelan, penerbangan dan sewa otomotif,” jelasnya.

Tjahjono mengatakan dari penghitungan Apkrindo, adanya momen Ramadan dan Lebaran 2023 ditambah dengan adanya momen libur sekolah setidaknya bisa mencapai 10 hari, maka omzet rata-rata bisnis F&B akan bisa menjadi 90 - 100 persen seperti 2019.

“Tahun lalu memang omset belum kembali 100 persen, begitu juga sumbangsih industri kuliner terhadap pajak daerah pun belum bisa tercapai. Di Surabaya sendiri tahun lalu pendapatan dari pajak restoran hanya tercapai 68 persen dari target, karena waktu itu banyak resto yang tutup,” imbuhnya.

Selain mengoptimalkan momen libur Lebaran, kalangan pengusaha kuliner di Jatim juga menyiapkan strategi bisnis lain yang tidak kalah penting yakni strategi perpajakan. Untuk itu, Apkrindo Jatim telah menggandeng konsultan pajak Artax for Entrepreneurs.

“Kita harus mengakui, industri F&B memang mengurusi manajemen resto/kafe, dapur dan karyawan, tapi mungkin ada kekurangan soal perpajakan sebab bidang hospitality terdapat 2 hal pajak yakni pajak daerah (pajak resto) yang disetorkan kepada pemda setempat, dan pajak yang disetorkan ke negara (PPh, PPN, dan lain-lain), nah pengusaha F&B perlu mengetahui soal ini,” jelasnya.

Chairman Artax, Sunarto menambahkan Apkrindo Jatim merupakan asosiasi pertama yang melakukan kerja sama MoU dengan Artax sebagai konsultan pajak yang akan memberikan bimbingan dan pelatihan perpajakan kepada para pengusahanya. 

“Kami berharap melalui MoU ini, program Artax for Entrepreneurs dapat berkontribusi terhadap pengusaha di Indonesia, khususnya bidang F&B. Sebab sebenarnya umumnya ketika pengusaha tidak melakukan pembayaran pajak bukan berarti ingin ngemplang pajak, tetapi memang karena mereka tidak tau cara pelaporan pajaknya,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper