Bisnis.com, MALANG — Kegiatan dunia usaha di wilayah kerja BI Malang terakselerasi pada triwulan II/ 2023 mengacu survei kegiatan dunia usaha (SKDU).
Kepala Perwakilan BI Malang, Samsun Hadi, mengatakan terakselerasinya dunia usaha di wilayah BI Malang tercermin dari nilai saldo bersih tertimbang (SBT) pada triwulan II/2023 sebesar 10,49 persen, meningkat dibandingkan triwulan I/2023 sebesar 2,84 persen.
“Secara sektoral, kenaikan kinerja kegiatan usaha secara umum didorong oleh berbagai sektor utama seperti industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran, dan konstruksi,” katanya, Rabu (12/7/2023).
Secara umum, kata dia, indikasi kenaikan kinerja kegiatan usaha terjadi seiring dengan adanya perbaikan permintaan domestik dan meningkatnya mobilitas masyarakat akibat serangkaian momen HBKN dan libur nasional, Ramadan, Idulfitri, Hari Buruh, wafat dan kenaikan Isa Almasih, Hari Lahir Pancasila, Hari Raya Waisak dan Iduladha).
Selain itu, pencabutan status pandemi Covid-19 oleh World Health Organization (WHO) pada Mei 2023 dan oleh presiden RI pada Juni 2023 yang meningkatkan confidence masyarakat.
Menurut dia, pencairan bansos dan THR Idulfitri; serta insentif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) berupa pembebasan sanksi administratif PKB dan BBNKB hingga bebas PKB progresif dan pembebasan Bea Balik Nama (BBN) ke II di seluruh wilayah Jawa Timur termasuk wilayah kerja Bank Indonesia Malang.
Baca Juga
Sejalan dengan kinerja kegiatan usaha, dia menegaskan, kondisi keuangan secara umum yang meliputi akses kredit, likuiditas dan rentabilitas pada triwulan II/2023 meningkat.
Indikator tenaga kerja dan harga jual juga terindikasi meningkat lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Selain itu, Prompt Manufacturing Index (PMI) meningkat menjadi 53,06 persen (ekspansi) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 45,32 persen.
Kinerja kegiatan usaha triwulan III/2023, menurut dia, diprakirakan menguat dan mencatatkan kinerja positif dengan SBT 37,81 persen, meningkat dari triwulan II/2023 sebesar 10,49 persen.
Akselerasi kinerja usaha ini ditopang terutama oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, serta transportasi dan pergudangan. Hal ini didorong oleh terjaganya permintaan domestik, sejalan dengan momen libur sekolah dan perguruan tinggi, dan dukungan insentif pemerintah seperti perpanjangan kebijakan insentif down payment (DP) atau uang muka kredit kendaraan bermotor menjadi paling sedikit 0 persen dan pelonggaran rasio loan atau financing to value (LTV/FTV) untuk pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100 persen hingga akhir tahun 2023.(K24)