Bisnis.com, SURABAYA — Asosiasi Travel Agent di Indonesia (Astindo) mencatat kinerja penjualan tiket transportasi tahun ini mengalami peningkatan tajam hingga 350 persen dibandingkan situasi pada tahun lalu.
Ketua Umum Astindo Pauline Suharno mengatakan penjualan tiket pada Januari 2022 atau saat masih ada pandemi rerata hanya mampu mencapai Rp448 miliar/bulan. Berangsurnya waktu, kinerja penjualan tiket mulai melonjak mencapai sekitar Rp2,6 triliun/bulan pada November 2022.
“Tahun ini di sepanjang Januari - Agustus 2023, rata-rata penjualan tiket sudah bisa mencapai Rp2,4 triliun - Rp2,7 triliun/bulan di low season, sedangkan saat peak season bisa mencapai Rp3,4 triliun/bulan. Jadi ada kenaikan sampai 350 persen dibandingkan tahun lalu,” jelasnya dalam konferensi pers Roadshow ‘Re-Experience Penang in the 6 Newest Ways’ di Surabaya, Kamis (7/9/2023).
Dia mengatakan anggota Astindo sangat optimistis kinerja agen travel offline semakin membaik meskipun harus bersaing dengan Online Travel Agent (OTA). Sebab, mennurutnya agen travel offline memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki oleh OTA.
“Travel agent offline itu tidak sekedar menjual tiket tetapi lebih daripada itu memberikan layanan apapun yang dibutuhkan konsumen, misal informasi visa di negara tertentu, destinasi wisata mana saja yang direkomendasikan, nah OTA tidak menyediakan hal itu, karena travel agent ini adalah desiner dan konsultan perjalanan yang one stop travel solution,” ujarnya.
Dia menambahkan, Astindo sendiri terus berupaya meningkatkan kinerja baik mendatangkan wisatawan nusantara di destinasi domestik, maupun mendatangan wisatawan asing ke dalam negeri (in bound), serta sebaliknya mengirim wisatawan Indonesia ke luar negeri (out bound).
Baca Juga
Salah satu upaya itu dilakukan melalui kerja sama dengan delegasi Penang - Malaysia yang saat ini datang ke Indonesia untuk menyelenggarakan Roadshow di Jakarta dan Surabaya dengan tema "Re-Experience Penang in the 6 Newest Ways" atau 6 Cara Terbaru untuk Kembali Menikmati Penang.
Chief Executive Officer Penang Global Tourism, Ooi Chok Yan mengatakan, Indonesia selama ini selalu menjadi salah satu pasar terpenting bagi Penang. Sebelum pandemi, banyak masyarakat Indonesia yang datang ke pulau ini setiap tahunnya baik untuk tujuan rekreasi, bisnis, medis dan juga pendidikan sehingga menjadikan kedatangan orang Indonesia menjadi nomor satu di Penang.
“Sejak perbatasan kedua negara dibuka kembali, dan untuk memenuhi meningkatnyə permintaan perjalanan ke kedua lokasi ini, beberapa maskapai penerbangan telah memulai penerbangan langsung, pulang pergi dari Indonesia ke Penang Per Juli 2023. Indonesia menjadi negara dengan frekuensi penerbangan langsung terbanyak yaitu 107 penerbangan,” jelasnya.
Dia menambahkan, Indonesia juga menjadi negara dengan konektivitas kota terbanyak dengan tujuan Penang yakni Jakarta, Medan, Surabaya dan Banda Aceh. Sebanyak 76 penerbangan langsung per minggu dari dan ke Medan dilayani oleh AirAsia, Lion Air, Citilink, dan Firefly, serta 18 penerbangan langsung setiap minggunya dari dan ke Jakarta dilayani oleh AirAsia dan Batik Air.
“Selain itu, ada 11 penerbangan langsung per minggu dari dan ke Banda Aceh oleh Firefly dan Batik Air, dan 2 penerbangan langsung per minggu dari dan ke Surabaya dilayani oleh AirAsia,” imbuhnya.
Di Surabaya, Bandara Internasional Juanda mencatat pergerakan penumpang pesawat selama semester I/2023 mencapai 6.777.474 penumpang. Dari jumlah itu penumpang domestik sebanyak 5.825.771 penumpang dan internasional 951.702 penumpang.
Destinasi domestik dengan jumlah penumpang tertinggi adalah Jakarta sebesar 29 persen, kemudian Makasar 13 persen, Denpasar 12 persen, Balikpapan 11 persen, dan Banjarmasin 10 persen.
Sementara destinasi internasional masih didominasi tujuan Singapura 36 persen, Kuala Lumpur 29 persen, Jeddah 21 persen, Madinah 8 persen, dan Hongkong 6 persen.
Diketahui, pemerintah Indonesia tahun ini menargetkan tingkat kunjungan wisman ke Indonesia bisa mencapai 8,5 juta kunjungan. Sedangkan perjalanan wisatawan nusantara bisa mencapai 1,2 miliar - 1,4 miliar pergerakan wisata.