Produsen Briket Arang, PT Karangpilang Agung (KPA) Berjaya Kembali

Bangkit dari Keterpurukan, PT Karangpilang Agung (KPA) berjaya kembali, progres kedepannya,bahwa mulai sekarang KPA tidak hanya memproduksi arang saja.
Foto: Produsen Briket Arang, PT Karangpilang Agung (KPA) Berjaya Kembali
Foto: Produsen Briket Arang, PT Karangpilang Agung (KPA) Berjaya Kembali

Bisnis.com, Surabaya - Lebih mudah membangun dari awal dari pada memperbaiki perusahaan yang manajemennya amburadul sehingga tidak bisa berproduksi. Banyak karyawannya yang terpaksa beralih profesi menjadi tukang rumput, driver online, tukang parkir, dsb demi menafkahi keluarganya.

Nah, itu adalah suatu fenomena yang terjadi pada saat pabrik produsen briket arang serbuk kayu PT Karangpilang Agung (KPA) ini mengalami keterpurukan karena dampak pandemi Covid-19 lalu dan efeknya masih dirasakan sampai hari ini.

Hal itu dilontarkan Komisaris Utama (Komut) PT KPA Ho Hartono Wibowo dihadapan ratusan karyawannya saat Acara Syukuran Setahun Kebangkitan PT Karangpilang Agung (KPA) dinyatakan di pabriknya di kawasan Jl. Karangpilang Surabaya, Sabtu (11/11/2023).

"Jadi kalau dulu KPA mengalami kebangkrutan, baik karena Covid-19 maupun kesalahan pada pengelolaan manajemen keuangan. Atau bermasalah dari marketingnya akibat mengangkat "satu agen representatif," sehingga di blocking di luar negeri dan barang tidak bisa masuk ke buyer-buyer konsumen (pembeli biasa) dan harus melalui dia, kalau dia tidak mau beli, KPA juga tidak bisa masuk ke negaranya. Nah, ini sekarang sudah tidak boleh terjadi lagi, maka saat ini marketing KPA telah dirombak dari sistem ijon ke sistem lelang," katanya.

Produsen Briket Arang, PT Karangpilang Agung (KPA) Berjaya Kembali

Jadi, kata Hartono, bukan gedungnya ini yang dilelang, tapi barangnya. Artinya, barang sudah jadi setelah itu baru kita jual. "Makanya kalau kalian lihat disitu ada tumpukan-tumpukan karungan grade CD, itu memang sengaja kita perlihatkan. Agar bayar langsung bisa di box, seperti Jumrok yang grade CD untuk Arab Saudi, langsung dia bisa lihat dan bayar. Ini sistem lelang," tandasnya.

"Kalau dulu sistem Ijon, serbuknya nggak ada, sudah berani terima uang muka. Sehingga harga ditekan, akhirnya juga harus menandatangani representative agent. Kalau tidak melalui buyer itu tidak bisa jual di negaranya. Hal ini yang harus kita ubah semua sistem-sistemnya," ujarnya.

Hartono juga bersyukur, karena waktu itu KPA mendapatkan partner dari Bank INA melalui Dirut Daniel Budi Rahayu yang menyuntikan dana segar sebesar Rp 200 miliar.

Lantas, Hartono membeberkan rahasianya menghidupkan kembali KPA yang sempat bangkrut pasca pandemi. "Nanti saya akan paparkan satu rahasia yang terpenting kenapa manajemen lama tidak jalan? Dan kenapa sekarang baru jalan?," tegasnya.

Utamanya, manajemen lama semestinya tidak boleh sembarangan menandatangani perjanjian exclusive agent, yang bisa berakibat harga ditekan dan pembayaran diatur buyer semaunya sendiri seturut jidatnya pemegang exclusive agent tersebut, belum lagi sembarangan secara sepihak menyatakan claim-claim barang kiriman dengan dalih yang tidak beralasan.

Progres kedepannya, Hartono menyampaikan rencana selanjutnya di depan ratusan karyawannya. Bahwa mulai sekarang KPA tidak hanya memproduksi arang saja, nanti juga Wood Vinegar, bahkan asap yang keluar dari hasil pembakaran itu pun akan kita olah karena mengandung mektan sehingga pengolahan limbahnya dikelola sangat sempurna.

"2 hal itu memiliki nilai hasil jual lebih besar dari pada arang," tegasnya.

Sebuah pencapaian besar selama 1 tahun ini, harga Briquette naik menjadi USD 825 untuk grade A dan harga terendah yaitu grade D diangka USD 625.

30 oven bongkar, 30 oven isi, dan perolehan grade A harus 50% up, terjadi harus sebelum 4 Januari 2024. Karena setelah itu produksi bukan cuma ditaruh di 50 kontainer per bulan, tapi setelah modernisasi ditaruh di 106 kontainer per bulan, dengan oven baru yang disini jalan semua. Dan pembaharuan teknologi diperlengkapi pula dengan 36 unit mesin extruder model baru, bertekanan 3 bar yang sudah di uji coba kan dengan sukses.

"Kalian bayangkan, 106 kontainer, bagaimana harus bisa atasi konsistensi produksi dan jual serta pengapalannya tiap bulan? export,..loh itu! Maka kita akan tambah 3 unit lagi wheel loader dan forklift ditambah 6 unit lagi. Ini, tantangan yang sangat berat dan sungguh-sungguh akan kita kerjakan," tambahnya.

Sedangkan untuk jumlah karyawan akan ditambah sekitar 150 pekerja baru dengan gedung baru dan 36 unit mesin briket baru serta 200 unit oven penemuan terbaru. Akhir November ini, mesin 3 line sudah jadi semua. Mesin-mesin penunjangnya akan dikirim semua ke sini. Juga akan di tambah 42 unit oven bumi di sektor GH.

Ia juga menceritakan bahwa kebiasaan orang Jepang makan Yakiniku. Pagi-siang-malam bakar-bakaran terus, nah bakarnya pakai arang produk KPA. Karena orang Jepang tahu, arangnya KPA ini arang anti-kanker. Benar-benar sangat higienis.

Beda dengan arang-arang kayu bongkahan, dan arang tempurung yang dikarbonisasi secara sembarangan, itu masih mengandung zat namanya benzopirin atau karsinogenik, sehingga pada saat terkena daging terjadi proses polisiklik, dan itu bila dikonsumsi bisa berbahaya bagi kesehatan orang-orang yang memiliki garis keturunan penyakit kanker.

"Penemunya Sawdust Briquette Charcoal itu saya, makanya saya tahu semuanya itu, Wood Vinegar juga penemunya saya. Yang design bikin mesin, yang design bikin oven juga saya. Sekarang oven yang nanti ini akan dioperasional, ini juga sudah dihak patent kan atas nama saya, Ho Hartono Wibowo. Jadi kalian lihat sendiri, saya ini bukan cuma sebagai Presiden Komisaris, tapi saya ini penemu, pemegang hak paten," tegasnya.

Diakhir paparannya, Ho Hartono Wibowo menyebutkan 5 hal penting rahasia kebangkitan KPA, yakni:


1. Keuangan (uang keluar dan uang masuk itu sama pentingnya untuk dikontrol dan diwaspadai setiap kegunaannya),
2. Kekompakan (berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, dengan kata lain: tidak boleh ada yang "nyolong balung"- bhs.Jawa) dan tunduk terhadap perintah atasan.
3). Target harus bisa tercapai.
4). Ketepatan bahan baku serbuk dan bahan baku penunjang harus tersedia dengan baik.
5). Modernisasi Teknologi, sehingga terus terjadi efektifitas & efisiensi di segala bidang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

# Hot Topic

Rekomendasi Kami

Foto

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper