Bisnis.com, KEDIRI — Karya Kreatif Mataraman 2024 juga mencatatkan capaian business matching produk UMKM senilai Rp3,3 miliar dan business matching pembiayaan senilai Rp1 miliar kepada tiga UMKM lokal.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri, Moch. Choirur Rofiq, menegaskan BI terus memperkuat program pengembangan UMKM a.l melalui pemanfaatan digitalisasi serta perluasan akses pasar domestik dan ekspor. “Termasuk di dalamnya pengembangan UMKM unggulan untuk mendukung industri kreatif, kegiatan ekspor dan pemberdayaan perempuan,” katanya pada pembukaan Karya Kreatif Mataraman, Sabtu (29/6/2024) malam.
BI Kediri, kata dia, juga terus bersinergi dengan pemda 13 kab/kota dalam mendorong digitalisasi antara lain akseptasi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETPD) untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah.
Pj. Wali Kota Kediri, Zanariah, berterima kasih dan apresiasi kepada Bank Indonesia, khususnya KPwBI Kediri yang senantiasa mendampingi, mengedukasi, dan mengawal perekonomian di Kediri, salah satunya melalui pemberdayaan UMKM.
“Banyak UMKM Kota Kediri yang dibina oleh Bank Indonesia. Diajak dalam business matching, bisa upgrading class hingga tembus ekspor sehingga sepertinya pencapaian tertinggi para UMKM adalah bisa digandeng oleh Bank Indonesia,” ucapnya.
Dia juga berharap, dalam membina UMKM, jenisnya lebih beragam, tidak berkonsentrasi pada UMKM tertentu. Di Kediri, UMKM yang berhasil menembus ekspor justru UMKM kerajinan kayu.
Baca Juga
Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Bandoe Widiarto menginformasikan kegiatan KKM sejalan dengan salah satu event yang diselenggarakan Bank Indonesia Jawa Timur dalam mendukung program Gerakan Bangga Buatan Indonesia, Gerakan Bangga Wisata Indonesia (GBWI), dan Road to Karya Kreatif Indonesia (KKI) .
Rincinya, penyelenggaraan event Java Coffee Culture (JCC) dan Festival Peneleh yang dilaksanakan pada Juli 2024 di Surabaya dan dihadiri Deputi Gubernur Bank Indonesia, Pj Gubernur Jawa Timur, anggota DPR RI Komisi XI, dan berbagai stakeholders terkait yang bertujuan untuk mendorong promosi kopi Jawa dan Kampung Wisata Sejarah Peneleh Surabaya sebagai destinasi wisata baru.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, Choirur menegaskan, Karya Kreatif Mataraman tahun ini juga memiliki konsep sustainability untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Hal ini juga direpresentasikan dalam pelaksanaan Djagabhumi Fashion Show mengusung konsep sustainable fashion dengan tujuan memperkenalkan wastra mataraman yang menggunakan pewarna alam dan diaplikasikan menjadi busana ready to wear dengan sentuhan modern.
Mengangkat tema “Arutala Lokha” yang diambil dari Bahasa sansekerta yang memiliki makna sebuah perjalanan spiritual dan estetika bahwa wastra menjadi saksi akan cita-cita besar untuk merawat bumi yang lebih baik.
Djagabhumi Fashion Show menampilkan karya 24 desainer lokal unggulan di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Kediri.
Pemilik OG Jewelry, Istianah, asal Pacitan, kegiatan-kegiatan pameran seperti yang diselenggarakan BI Kediri sangat penting dalam memasarkan produk UMKM, apalagi produk seni perhiasan seperti karyanya.
Pameran merupakan sarana-sarana yang penting dalam perluasan pasar. Produk perhiasan karyanya yang berbasis batu asal Pacitan dengan kerajinan dikenal figur pembeli asal luar negerinya adanya pameran, terutama yang digelar di luar negeri yang dia ikuti.
“Kami ingin juga agar produk kami bisa melapak di marketplace internasional, FC, yang banyak mewadahi produk-produk kesenian dunia, untuk meluaskan pasar ekspor. Kami ingin BI bisa memfasilitasi dengan menyelenggarakan pelatihan agar kami pelaku UMKM bisa mengakses untuk menggelar dagangan di sana,” ucapnya, Minggu (30/6/2024).
Pemilik Alya Batik asal Trenggalek, Tiwi Pontjowati, lewat pendampingan baik yang yang dilakukan pemda maupun BI dan lainnya penting untuk perluasan. Lewat pendampingan itu, karyanya mampu menembus ekspor dengan menggelar produk kemeja batiknya ke Sarinah Jakarta.
“Dari 30 baju batik yang kami kirim ke Sarina setiap bulan, 20% di antaranya berukuran XXXXL sehingga patut diduga konsumen dari luar negeri, baik mereka beli langsung maupun lewat buyer,” ujarnya.
Dengan beroperasinya Bandara Dhoho di Kediri, diharapkan pasar batik tulis premium dari Alya Batik bisa lebih berkembang karena majunya pariwisata. (K24)