Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian ESDM melaporkan peristiwa erupsi Gunung Semeru telah terjadi 13 kali hingga Jumat (20/9/2024) pada 13.00 WIB.
Dilansir magma.esdm.go.id, erupsi itu mulanya terjadi pada 06.11 WIB. Nampak, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
"Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Jumat, 20 September 2024, pukul 06:11 WIB. Tinggi kolom letusan teramati ± 300 m di atas puncak [± 3976 m di atas permukaan laut]," dalam keterangan tertulis Kementerian ESDM.
Selanjutnya, erupsi kembali terjadi pada 06.37 WIB dengan tinggi letusan yang sama seperti letusan pertama. Erupsi ketiga terjadi pada 06.40 WIB dengan tinggi kolom letusan sudah tidak teramati.
Kemudian, erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terjadi pada 06.48 WIB dengan kolom erupsi teramati ± 400 m di atas puncak ± 4076 m di atas permukaan laut.
Erupsi berantai kemudian terjadi hingga 13 kali. Perinciannya, erupsi terjadi pada 07.42 WIB; 08.35 WIB; 08.45 WIB; 09.36 WIB; 09.51 WIB; 10.41 WIB; hingga terakhir 12.02 WIB.
Baca Juga
"Terjadi erupsi G. Semeru pada hari Jumat, 20 September 2024, pukul 12:02 WIB. Tinggi kolom erupsi tidak teramati. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung," tambah laporan ESDM.
Berkaitan dengan hal ini, KemenESDM mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak atau pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
Pasalnya, wilayah tersebut berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak. Selain itu, pemerintah juga meminta masyarakat agar menjauhi puncak gunung api dengan radius 3 km lantaran rawan lontaran batu.
"Mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," dalam imbauan Kementerian ESDM.