Bisnis.com, SUMENEP - Daya saing bawang merah varietas Rubaru Sumenep semakin kuat setelah mengantongi sertifikat indikasi geografis (IG).
Dengan sertifikat ini, pihak lain tidak bisa dengan mudah mengklaim produk bawang merah Sumenep. Terlebih keunggulan bawang Rubaru memang dibentuk alam sehingga memunculkan karekteristik khas lokasi pertanaman.
Pengawas Koperasi Pertama Indah Rubaru (PIR), Abdur Rauf, menuturkan sertifikat indikasi geografis ini memperkuat posisi varietas bawang merah Rubaru. "Jadi memberi jaminan kami, bahwa produk bawang Sumenep ya ini, dihasilkan Rubaru," jelasnya, Kamis (7/11/2024).
Tim Jelajah UMKM dan Pesantren yang diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur berkunjung ke Rubaru pada Rabu (6-10/11/2024). Tim melihat lebih dekat budi daya bawang merah, melihat keberadaan koperasi yang menjadi wadah para petani dan produk turunan komoditas ini.
Kunjungan pada hari pertama, Rabu (6/11/2024) petang, kami diskusi singkat soal bawang lantas mengunjungi penangkar bibit. Selanjutnya, pada Kamis (7/11/2024), kami berkunjung ke lahan pemurnian benih yang dimotori badan riset pemerintah.
Abdur Ra’uf menjelaskan secara sederhana pemurnian benih dilihat dari sisi fisik daun, umbi, karakter tanaman, ketahanan terhadap hama, dsb. Karakter unggul itulah yang dijaga oleh petani sekaligus dilindungi sertifikat IG.
Baca Juga
"Jadi keunikan dan keaslian produk dilindungi, bahwa bawang Sumenep ya varietas Rubaru ini," tegasnya.
Dalam sertifikat indikasi geografis yang diterbitkan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dijelaskan Bawang Merah Sumenep merupakan bawang merah yang diproduksi oleh petani yang tergabung dalam masyarakat perlindungan indikasi geografis (MPIG) bawang merah Sumenep yang Sebagian besar berasal dari Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep.
Berdasarkan topografinya, Kecamatan Rubaru merupakan dataran bergelombang dengan kemiringan lahan 8%-15% dan terletak pada ketinggian 5-700 mdpl.
Jenis tanah pada kawasan budi daya bawang Sumenep berupa kompleks mediteran (pelapukan batuan kapur dan sedimen keras), grumusol (pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik), regosol (berasal dari meterial gunung berapi), dan litosol (pelapukan batuan) dengan keasaman tanah 6,9-7,7, dan curah hujan rata-rata 145,3 mm/bulan.
Berdasar karakteristik lahan tersebut, kandungan polifenol bawang di lahan itu berkisar 1.310,64 mg/kg sampai 2.404,39 mg/kg. Ciri utama lain, bawang Sumenep memiliki aroma kuat. Adapun jenis produk yang dimintakan perlindungan saat ini merupakan bawang merah Sumenep segar.
Petani Bawang Rubaru, Sumenep./Dok. Koperasi Indah Rubaru
Tim Jelajah UMKM dan Pesantren sempat diajak berkunjung ke sejumlah lahan pertanian di Kecamatan Rubaru. Kami mendapat penjelasan karakteristik setiap lahan berbeda-beda, meski itu hanya berjarak setara pandangan mata terjauh.
Oleh karena itu, ada daerah yang bisa tanam bawang merah empat kali dalam setahun, ada tiga kali dalam setahun, atau kurang dari itu. Intensitas tanam biasanya mempertimbangkan ketersediaan air atau musim penghujan mengingat bawang merah memerlukan kelembapan tanah untuk berkembang baik.
Peningkatan daya saing bawang Rubaru guna mewujudkan petani berdaya dan sejahtera dilakukan melalui sinergi antara pemerintah dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, melalui berbagai program terintegrasi dari hulu ke hilir secara gradual dan berkelanjutan.
Program di hulu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam pengolahan lahan serta kemampuan adaptasi terhadap teknologi, seperti penerapan smart farming, pengendalian hama menggunakan teknologi lightrap dan penerapan sistem irigasi sprinkler yang terbukti mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi bawang merah. Para petani juga aktif mengunjungi sektor sejenis di daerah lain, yang memungkinkan mereka berbagi pengalaman dan sekaligus meningkatkan keterampilan mereka dalam pengembangan komoditas bawang merah.
Di sisi hilir, koperasi menerapkan inovasi cold storage untuk meminimalisasi kerusakan bawang merah khususnya saat panen raya pada triwulan I. Koperasi juga melakukan pengolahan produk turunan bawang merah guna memberi nilai tambah dan menimbulkan dampak ekonomi lebih luas. Semua proses hilir ini mulai dari pembuatan bawang goreng, pasta bawang, tepung bawang dan pemasaran di marketplace didampingi oleh tenaga ahli. Semua usaha itu diharapkan mengantarkan bawang Rubaru Sumenep yang berdaya saing tinggi.