Bisnis.com, SUMENEP - Keberadaan kompleks bangunan bertata letak U di lahan satu hektare, berkonstruksi modern, memiliki selasar saling terhubung, tempat parkir lebih dari separuh luas lahan, menerbitkan optimisme bahwa petani di kawasan ini pasti berdaya saing.
Kesan positif tersebut didapati Tim Jelajah UMKM dan Pesantren yang diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur saat tiba di kompleks Koperasi Permata Indah Rubaru (PIR) di Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Sumenep, Rabu (6/11/2024) sore.
Tim lantas bertemu pengurus koperasi, berdiskusi soal budi daya bawang merah dari hulu sampai ke hilir, membahas pengolahan pascapanen, melihat proses membuat produk turunan bernilai tambah, hingga melihat inovasi termutakhir. Setelah lima hari berinteraksi, kami mendapatkan gambar utuh dari puzzle-puzzle informasi.
"Kami ini ingin merangkul petani dan membawa nama bawang Rubaru Sumenep bisa bersaing dengan jenis lain secara nasional," ujar pengawas Koperasi PIR, Abdul Rauf.
Pengawas Koperasi Permata Indah Rubaru, Abdul Rauf (kanan) berbincang dengan Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Rubaru, Robby Yunus di Kecamatan Rubaru, Sumenep, Jumat (8/11/2024)./Bisnis–Syaharuddin Umngelo
Seperti diketahui, bawang merah Sumenep segar dan produk turunannya banyak dikembangkan di sejumlah daerah di Jawa Barat. Padahal varietas Rubaru, Sumenep, jenis khas asli malah kurang dikenal luas.
Rauf menjelaskan strategi awal kami bentuk badan usaha petani. Tapi seiring perjalanan kurang luwes, karena ada pola saham. Selanjutnya, organisasi kami ubah berbentuk koperasi agar bisa merangkul lebih banyak petani.
"Langkah awal, mereka yang potensial kami rangkul, dari berbagai desa, ada yang sukses di lahan, ahli mengolah bawang goreng, sudah terbiasa mengelola IT. Kami ajak semua," jelasnya.
Langkah tersebut cukup berhasil, setidaknya ada 115 petani kini telah bergabung. Termasuk sejumlah pengepul bawang juga diajak terlibat. Tujuannya semua usaha terkait bawang bisa bersuara atas satu nama bawang Rubaru, Sumenep.
Menurutnya resistensi tentu ada dari sebagian unsur, tinggal bagaimana membuktikan PIR membawa kemajuan bagi petani setempat. Bahkan, bila memungkinkan koperasi menjadi pasar rujukan penjualan bawang segar maupun olahan.
Sementara guna mendukung keberlanjutan bisnis Koperasi PIR, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, melakukan fasilitasi pelatihan pengembangan bisnis, pelatihan pencatatan keuangan digital dan bahkan berhasil membuat koperasi mampu memanfaatkan segala bentuk bantuan secara maksimal, sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya dan omzet.
Hal tersebut sejalan dengan program strategis Bank Indonesia yang difokuskan pada upaya pengendalian inflasi khususnya volatile food, dari sisi suplai.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Rubaru, Robby Yunus, menjelaskan penguatan petani bawang merah termasuk PIR baru setengah jalan dari target yang ditetapkan. "Ada harapan untuk berkembang. Penyatuan visi misi kesepahaman tujuan stakeholder dan shareholder memang perlu terus dilakukan, untuk mencapai tujuan yang sama," jelasnya, Sabtu (9/11/2024).
Harapan itu, kata Robby, sangat mungkin terwujud mengingat dinamika bisnis agribisnis di Rubaru sangat tinggi. Praktik lelang cabai, mentimun, dan komoditas hortikultura lain sudah biasa dilakukan di pasar setempat. Harapannya bawang merah juga bisa demikian, dilakukan di PIR.