Bisnis.com, MALANG — Bulog Malang telah menyalurkan beras Bantuan Pangan sebesar 32.037 ton atau 92% dari pagu 34.241 ton sepanjang 2024.
Pemimpin Cabang Bulog Malang, M. Nurjuliansyah Rachman, mengatakan dengan penyaluran beras sebanyak itu berarti tinggal 2.204 ton yang belum disalurkan dan ditargetkan tuntas pada 13 Desember 2024 mendatang. “Khusus penyaluran pada periode Desember, telah disalurkan 1.604 ton pada posisi 9 Desember,” ujarnya, Senin (9/12/2024)
Adapun rincian realisasi penyaluran beras Bantuan Pangan periode Desember, yakni Kab. Malang sebanyak 1.212 ton (65,83%), Kota Malang 25 ton (25%), Kota Batu 40,9 ton (44%), Kota Pasuruan 161 ton (100%), dan Kab Pasuruan 164 ton (11%).
Penyaluran beras Bantuan Pangan, kata dia, disalurkan tiga tahap. Tahap III pada Agustus, Oktober, dan Desember. Masing-masing Penerima Bantuan pangan memperoleh 10 kg/alokasi. Di wilayah kerja Bulog Malang, ada 380.765 Penerima Bantuan Pangan.
Penyaluran beras pada Desember, kata Anung, panggilan akrab Nurjuliansyah, penting untuk menekan angka inflasi karena kenaikan salah satu bahan makanan tersebut. Pada bulan itu, diperkirkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap beras diperkirakan naik bersamaan dengan momen Natal dan Tahun Baru.
“Selain itu, pada Desember biasanya memasuki musim tanam padi sehingga persediaan beras di masyarakat perlu diperkuat. Sisi pasokan diperkuat,” ujarnya.
Baca Juga
Dia menegaskan pula, pola intervensi pemerintah dengan memasok beras ke masyarakat Penerima Bantuan Pangan, sangat efektif menekan harga beras. Setidaknya dalam tiga bulan terakhir, beras tidak lagi menjadi faktor pengungkit inflasi, malah justru faktor penahan inflasi. Beras mengalami deflasi.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai beras memiliki perhitungan bobot inflasi yang cukup signnifikan dalam perhitungan inflasi sehingga kebijakan pemerintah menjaga kestabilan harga beras sangat tepat.
Program Bantuan Pangan, menurut dia, sangat berperan dalam menjaga landainya inflasi selama 2024.
Bulog sebagai penyalur program ini, dia menegaskan, harus lebih diperkuat lagi dalam fungsinya sebagai buffer stock pangan. Bulog jangan sampai dibebani fungsi profit oriented sebagaimana BUMN lainnya, karena Bulog akan mengalami kesulitan menjalankan fungsinya sebagai buffer stock pangan nasional.
Menurutnya, timing penyaluran beras pangan oleh Bulog selama 2024 ini juga sudah tepat, dan tentunya pemetaan gejolak harga di 2025 juga harus sudah dilakukan, seperti momen Ramadan, lebaran, dan musim tanam, sehingga Bulog dapat meningkatkan cadangan dan penyaluran pada waktu yang tepat. (K24)