Bisnis.com, MALANG—Terkendalinya harga komoditas pangan di Kota Malang dan Kota Probolinggo menjadi pemicu rendahnya realisasi inflasi tahunan di dua daerah tersebut pada tahun 2024.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, mengklaim bahwa rendanya inflasi tidak terlepas dari peran tim pengendali inflasi daerah alias TPID melalui operasi pasar, program kios pangan untuk memperpendek rantai distribusi, peningkatan produksi melalui intensifikasi pertanian dan dukungan sarana prasarana dan perluasan KAD guna mengamankan pasokan.
“Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5 ± 1% (yoy). Hal ini merupakan faktor penting dalam mendorong momentum pertumbuhan ekonomi pada 2025,” ujarnya, Minggu (5/1/2025).
Baca Juga
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), kata dia, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Malang pada bulan Desember 2024 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,46% (mtm) meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,24% (mtm).
Dengan capaian tersebut, Kota Malang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 1,36% (yoy/ytd) lebih rendah dari tahun 2023 yang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 2,56% (yoy/ytd).
Sementara Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Probolinggo pada bulan Desember 2024 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,28% (mtm) meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,24% (mtm). Secara tahunan, Kota Probolinggo tercatat mengalami inflasi sebesar 1,90% (yoy/ytd), lebih rendah dari tahun 2023 yang tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 2,86% (yoy/ytd). (K24)