Bisnis.com, MALANG — Penjualan eceran pada Desember 2024 di wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Malang tumbuh sebesar 6,34% (mtm), relatif stabil cenderung meningkat jika dibandingkan dengan realisasi bulan November 2024 yang tumbuh sebesar 4,08% (mtm).
Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, mengatakan berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) BI Malang, tiga kelompok komoditas dengan prakiraan omzet penjualan tertinggi secara bulanan adalah kelompok komoditas usaha antara lain kelompok makanan, minuman dan tembakau tercatat sebesar 10,71% (mtm), kelompok kendaraan tercatat sebesar 8,29% (mtm), dan kelompok suku cadang dan aksesori yang diprakirakan tumbuh sebesar 6,93% (mtm).
“Pertumbuhan kelompok makanan, minuman dan tembakau meningkat sebesar 10,71% (mtm), melanjutkan perbaikan bulan sebelumnya yang tumbuh di level 5,15% (mtm),” ujarnya, Jumat (10/1/2025).
Peningkatan tersebut disumbang oleh subsektor minuman sebesar 16,45% (mtm). Hal tersebut dipengaruhi oleh dampak seasonal akhir tahun jelang momen Natal dan Tahun Baru mendorong peningkatan mobilitas dan pola konsumsi masyarakat.
Selanjutnya, kategori kelompok kendaraan tercatat tumbuh sebesar 8,29% (mtm), meningkat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar 5,86% (mtm). Pertumbuhan kelompok komoditas ini di sumbang oleh sub sektor mobil sebesar 8,83% (mtm). Masih bergulirnya program promo dan diskon akhir tahun dari dealer memberikan dorongan peningkatan permintaan konsumen pada kategori kelompok ini.
Kelompok suku cadang dan aksesori diprakirakan tumbuh sebesar 6,93% (mtm), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi di bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,99% (mtm). Peningkatan tertinggi pada kelompok komoditas ini disumbang oleh sub kelompok suku cadang dan aksesori mobil sebesar 7,49% (mtm).
Baca Juga
Menurutnya, seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat pada momentum libur panjang perayaan Hari Natal dan Tahun Baru yang berdampak pada peningkatan permintaan konsumen untuk melakukan service rutin dan penggantian sparepart
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai momen liburan dan Natal serta akhir tahun memberikan dorongan pada perekonomian. Hal ini semakin membuktikan bahwa perekonomian sangat tergantung pada konsumsi rumah tangga.
Gebyar diskon untuk pembelian di akhir tahun, kata dia, juga turut memberikan stimulus bagi peningkatan penjualan, khususnya kendaraan bermotor.
Menurutnya, dengan berkaca pada fakta tersebut, pemerintah harus mampu menjaga daya beli masyarakat di tengah kegamangan penerapan PPN 12% yang dapat menimbulkan expected inflation. Program-program diskon pembayaran tarif listrik dan penerapan PPN 12% pada beberapa komoditas harus terus disosialisaikan. (K24)