Bisnis.com, SURABAYA - Transformasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi berbagai industri, termasuk usaha kecil, menengah, dan mikro (UMKM). Di Surabaya, salah satu kota terbesar di Indonesia, UMKM memberikan kontribusi signifikan terhadap aktivitas perekonomian lokal, termasuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing ekonomi. Namun dengan pesatnya kemajuan teknologi dan perubahan perilaku konsumen, UMKM Surabaya menghadapi tantangan besar dalam beradaptasi di era digital.
Mahasiswa Pascasarjana, Jurusan Manajemen Konsentrasi MSDM, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hayam Wuruk Perbanas Titik Sulistiana mengatakan Digitalisasi sangat penting bagi UMKM di Surabaya, terutama dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, sektor UMKM menyumbang sekitar 60% dari total lapangan kerja kota dan sekitar 40% PDB-nya. Namun baru sekitar 30% UMKM yang sudah mengadopsi teknologi digital dalam operasionalnya (BPS, 2022). Hal ini menunjukkan masih banyak UMKM yang masih mengandalkan cara tradisional sehingga dapat menghambat pertumbuhannya.
Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan bagi kader-kader Surabaya untuk ikut serta mendorong dan mendukung UMKM tradisional agar dapat bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
Seperti halnya Kader Surabaya Hebat (KSH) mereka merupakan salah satu kader agen perubahan yang ada di Kota Surabaya. Keberadaan mereka yang lebih dekat dengan masyarakat di tiap RT di seluruh wilayah Kota Surabaya, memungkinkan mereka dapat berinteraksi langsung dengan pelaku UMKM tradisional. Ujar Titik.
“Kader Surabaya Hebat (KSH) adalah program inisiatif dari Pemerintah Kota Surabaya yang melibatkan warga setempat untuk berkontribusi dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. KSH terdiri dari warga yang berperan aktif dalam mendata, melaporkan, dan menangani masalah sosial di lingkungan mereka. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial dan kesehatan publik. Anggota KSH tersebar di seluruh kecamatan di Surabaya, dengan jumlah mencapai lebih dari 28 ribu kader (https://gapuravirtual.surabaya.go.id, 23 Oktober 2022).”
“Pelatihan digital sangat penting, terutama dalam konteks program "Surabaya Menuju Kota Digital" yang diluncurkan oleh pemerintah kota. Dengan bantuan Kader Surabaya Hebat, UMKM diharapkan dapat mengubah dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Pelatihan digitalisasi tidak hanya meningkatkan keterampilan seseorang, tetapi juga membangun cara berpikir yang lebih terbuka untuk inovasi dan perubahan.”
“Langkah pertama untuk mendorong transformasi digital bagi UMKM tradisional Surabaya adalah dengan mengidentifikasi kebutuhan secara menyeluruh. Ada kemungkinan untuk melakukan survei untuk mengetahui masalah yang dihadapi UMKM selama proses digitalisasi. Sekitar 60% UMKM di Indonesia masih menggunakan metode pemasaran konvensional, yang membatasi kemampuan mereka untuk menjangkau pasar yang lebih luas (BPS, 2021). Akibatnya, sangat penting untuk mengetahui kebutuhan khusus UMKM Surabaya, seperti keterampilan pemasaran digital, pengendalian media sosial, dan penggunaan platform e-commerce.”
Setelah kebutuhan UMKM teridentifikasi, tahap berikutnya adalah pengembangan kurikulum pelatihan. Kurikulum pelatihan disusun berdasarkan hasil survei dan mencakup berbagai topik yang penting bagi UMKM. Topik-topik seperti pemasaran digital, pengelolaan media sosial, e-commerce, dan manajemen keuangan menjadi fokus utama.
Penelitian Universitas Airlangga menunjukkan bahwa pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran hingga 40%. Jadi, untuk membuat kurikulum pelatihan, kolaborasi dengan berbagai orang, termasuk akademisi dan praktisi, sangat penting. Kata Titik.
“Setelah kurikulum disusun, tahap berikutnya adalah pelaksanaan pelatihan yang dimulai dengan pengenalan dasar penggunaan teknologi digital. Pelatihan ini mencakup pengenalan perangkat lunak dan aplikasi yang relevan, seperti Microsoft Excel untuk manajemen keuangan, serta aplikasi desain grafis seperti Canva. Menurut laporan dari Google dan Temasek (2021), penggunaan teknologi digital di kalangan UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 30% (Google & Temasek, 2021).”
Titik menambahkan pelatihan dasar ini juga bertujuan untuk mengurangi rasa takut dan keraguan di kalangan pelaku UMKM terhadap teknologi. Banyak UMKM merasa terasing dari perkembangan teknologi, sehingga mereka memerlukan dorongan untuk beradaptasi.
“Setelah pelatihan dasar, tahap selanjutnya adalah pelatihan yang lebih khusus bagi UMKM. Sesi ini akan mencakup teknik pemasaran digital yang lebih mendalam, seperti optimasi SEO dan pengelolaan kampanye pemasaran di media sosial. Berdasarkan data dari Hootsuite (2022), penggunaan media sosial untuk pemasaran dapat meningkatkan visibilitas produk hingga 50% (Hootsuite, 2022)."
Sesi praktik langsung merupakan bagian penting dari pelatihan, di mana kader akan mendampingi UMKM dalam mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari. Kegiatan ini dapat berupa pembuatan akun di platform e-commerce seperti Tokopedia atau Bukalapak, serta pengelolaan kampanye pemasaran di media sosial.
Penelitian oleh Deloitte (2021) menunjukkan bahwa UMKM yang terlibat dalam praktik langsung selama pelatihan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam menerapkan digitalisasi (Deloitte, 2021). Ujar TItik
“Setelah pelatihan selesai, tahap evaluasi menjadi sangat penting untuk menilai peningkatan keterampilan peserta dan dampaknya terhadap UMKM. Monitoring dilakukan melalui survei dan wawancara dengan peserta untuk mengetahui sejauh mana mereka telah menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh. Analisis data penjualan UMKM sebelum dan sesudah pelatihan juga dimasukkan dalam penilaian ini.”
Titik melanjutkan penting juga untuk menyediakan dukungan berkelanjutan bagi kader dan UMKM. Pendampingan dapat dilakukan melalui sesi konsultasi atau workshop tambahan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan dan tantangan yang mungkin dihadapi peserta setelah pelatihan.
Menurut penelitian dari World Bank (2021), pendampingan berkelanjutan dapat meningkatkan keberhasilan implementasi digitalisasi hingga 40% (World Bank, 2021).
Membangun jaringan dengan stakeholder lain, seperti pemerintah daerah dan penyedia layanan teknologi, adalah langkah penting dalam tahap lanjut. Bisnis kecil dan menengah (UMKM) dapat memperoleh akses ke sumber daya yang lebih luas, seperti pendanaan, teknologi, dan pelatihan tambahan melalui jaringan ini.
Laporan Kementerian Perdagangan (2022) menyatakan bahwa kerja sama antara UMKM dan pemerintah daerah dapat meningkatkan daya saing UMKM secara signifikan. Pungkas Titik.