Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Transaksi Saham di Wilayah Kerja OJK Malang Tembus Rp3,9 Miliar

Rata-rata nilai transaksi saham di wilayah kerja OJK Malang mencapai Rp3.945 miliar selama Desember 2024.
Transaksi saham di OJK Malang mencapai Rp3,9 miliar / Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Transaksi saham di OJK Malang mencapai Rp3,9 miliar / Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, MALANG — Rata-rata nilai transaksi saham di wilayah kerja OJK Malang mencapai Rp3.945 miliar selama Desember 2024. 

Kepala OJK Malang, Biger Adzanna Maghribi, mengatakan nilai transaksi saham tersebut meningkat 34,25% secara year-on-year (yoy), atau sebesar Rp2.938 miliar pada tahun sebelumnya. 

"Jumlah investor pasar modal di wilayah kerja OJK Malang mencapai 297.815 Single Investor Identification (SID) pada Desember 2024," kata Biger Adzanna Maghribi, Senin (10/3/3025).

Jumlah itu berarti tumbuh sebesar 13,23% secara yoy. Sebanyak 99,86% dari total investor merupakan investor individu dan 34,68% diantaranya berdomisili di Kota Malang. 

Antusiasme investor ritel terhadap obligasi ritel negara masih cukup besar di tengah dinamisnya ekonomi domstik dan tingginya ketidakpastian global.

Hal tersebut tecermin dari peningkatan SID Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 19,05% dari posisi yang sama tahun sebelumnya atau mencapai 29.042 SID. 

Jumlah nasabah reksadana juga meningkat signifikan sebesar 164,27% secara yoy. Daerah Tingkat II di wilayah kerja OJK Malang yang mencatatkan nilai penjualan reksadana tertinggi adalah Kota Malang dengan total transaksi sebesar Rp296,53 miliar dan kemudian diikuti dengan Kabupaten Malang sebesar Rp36,47 miliar.

Dia meyakinkan, di tengah beragam tantangan ketidakpastian geopolitik global dan momentum tahun politik di dalam negeri, sepanjang 2024 perkembangan Pasar Modal Indonesia tetap menunjukkan resiliensi. 

Hal tersebut ditunjukkan dengan tren positif pada berbagai indikator seperti stabilitas pasar, tingkat aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, serta peningkatan jumlah investor ritel dengan pesat.

Dia menegaskan pula, OJK terus memperkuat pengawasan dan pelindungan investor pasar modal, diantaranya melalui aplikasi OJK OSIDA PMDK (Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon) yang memanfaatkan Big Data Analytics Pasar Modal (BDA PM). 

Menurutnya, pada saat peluncuran Februari lalu, BDA PM telah mencakup informasi mengenai Investor Profile dan clustering Perusahaan Efek (PE).

Pengembangan OSIDA PMDK merupakan salah satu sasaran strategis Destination Statement OJK Tahun 2022-2027 dan sejalan dengan Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023-2027 pilar pengembangan dalam rangka Pelindungan Konsumen.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Dias Satria, menilai lonjakan transaksi pasar modal sebesar 34,25% juga menjadi indikasi bahwa semakin banyak investor yang melihat peluang di sektor investasi domestik.

Meski begitu, dia mengusulkan, agar regulasi yang lebih ketat terhadap fintech dan pasar modal, guna meningkatkan transparansi dan perlindungan investor.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper