Bisnis.com, MALANG — Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof. Widodo, menawarkan model perguruan tinggi berbasis Artificial Intelligence (AI) dalam Seminar Discussion pada kegiatan International Symposium of 12 Countries, 12 Universities yang digelar di Nanjing University of Posts and Telecommunications (NJUPT), China, Jumat (11/4/2025).
Dalam paparannya, Prof. Widodo, menegaskan Universitas Brawijaya telah mengintegrasikan AI secara sistematis di berbagai aspek kampus, mencakup antara lain kurikulum berbasis AI, yakni semua mahasiswa UB dari berbagai disiplin ilmu, dibekali dengan pemahaman dan kemampuan menggunakan teknologi AI untuk mendukung pembelajaran, riset, dan inovasi.
"Penggunaan AI dalam sistem akademik, yakni UB memanfaatkan AI untuk menganalisis capaian pembelajaran, mengidentifikasi potensi individu mahasiswa, serta memantau kondisi akademik di setiap program studi," kata Prof Widodo dalam keterangan resminya, Minggu (13/4/2025).
Berikutnya, pengembangan lingkungan riset berbasis AI. Intinya, AI menjadi alat penting dalam mendorong riset multidisiplin, mempercepat inovasi, dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data. UB memiliki AI Centre dan supercomputer dalam mengembangkan AI.
"Kerja sama Internasional melalui AI. UB mengajak anggota konsorsium untuk mengembangkan kerja sama berbasis AI, baik melalui pertukaran staf pengajar, kolaborasi riset, hingga pengembangan ekosistem pembelajaran digital antarnegara," ucap dia.
Prof. Widodo menekankan pentingnya menjadikan AI sebagai penghubung, bukan penghalang, dalam membangun ekosistem kolaborasi internasional yang adil, inklusif, dan berorientasi masa depan.
Baca Juga
"AI bukan hanya alat teknologi, tetapi katalisator kolaborasi dan masa depan pendidikan tinggi," katanya.
Sesi ini juga dihadiri oleh pimpinan dan perwakilan dari universitas anggota Konsorsium 12 universities dari China, Thailand, Filipina, Belarus, Kazakhstan, India, Rusia, Malaysia, Nepal, Uzbekistan, Prancis.
Dengan kontribusi pemikiran tersebut, UB semakin meneguhkan peran strategisnya dalam membentuk arsitektur baru pendidikan tinggi berbasis teknologi dan kolaborasi global.
Kepala UPT Reputasi UB, Hendrix Yulis Setyawan, menjelaskan UB memandang forum ini sebagai momentum strategis untuk memperkenalkan langkah konkret dalam penerapan AI secara terpadu bukan hanya sebagai alat bantu pembelajaran, tetapi juga menjadi bagian dari infrastruktur penguatan reputasi akademik.
"Komitmen UB dalam integrasi AI mencerminkan kesiapan institusi dalam merespons tantangan transformasi digital global sekaligus memperluas international reserach network," katanya.