Bisnis.com, MALANG — Penjualan eceran di wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Malang tumbuh positif pada Maret 2025 dipicu momen Ramadan dan menjelang Idulfitri.
Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, mengatakan berdasarkan hasil pelaksanaan Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia Malang, prakiraan penjualan eceran pada bulan Maret 2025 tumbuh sebesar 7,33% month to month (mtm), jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya yang terkontraksi -9,20% (mtm).
"Tiga kelompok komoditas dengan prakiraan peningkatan omzet penjualan tertinggi secara bulanan adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh sebesar 16,28% (mtm), meningkat jika dibandingkan bulan sebelumya yang tercatat sebesar 0,28% (mtm), kelompok kendaraan tumbuh sebesar 11,38% (mtm), dan kelompok barang budaya dan rekreasi diprakirakan meningkat di level 7,59% (mtm)," ucap Febrina, Rabu (16/4/2025).
Menurutnya, peningkatan kelompok makanan, minuman dan tembakau disumbang oleh subsektor bahan makanan sebesar 19,36% (mtm).
Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan konsumen terhadap bahan-bahan untuk pembuatan kue kering jelang perayaan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.
Selanjutnya, kategori kelompok kendaraan tumbuh sebesar 11,38% (mtm), membaik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar -12,47%(mtm).
Baca Juga
Peningkatan kelompok komoditas ini disumbang oleh sub sektor mobil sebesar 12,21% (mtm). Terkonfirmasi dari Responden SPE yang menyampaikan bahwa momentum mudik lebaran mendorong peningkatan penjualan mobil terutama segmen MPV, SUV dan kendaraan niaga seperti pick up, van dan box.
Kelompok barang budaya dan rekreasi diprakirakan meningkat di level 7,59% (mtm) setelah terkontraksi sebesar -3,59% (mtm) pada bulan sebelumnya.
Peningkatan pada kelompok komoditas ini disumbang oleh sub kelompok tas, dompet, koper dan ransel yang tumbuh di level 25,58% (mtm).
Responden SPE, menyampaikan hal tersebut dipengaruhi oleh peningkatan permintaan konsumen terhadap ragam perlengkapan travelling menjelang mudik Idulfitri 1446 Hijriah.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai momen Ramadan dan Idulfitri menjadi pengungkit gairah ekonomi di triwulan I/2025.
Hal ini menjadi modal positif bagi perekonomian menghadapi kelesuan perekonomian yang diprediksi akan berlangsung sepanjang 2025. Kebijakan fiskal pemerintah yang masih menimbulkan kegalauan pasar dan diperparah dengan perang dagang China vs AS, yang semakin memperburuk ekspektasi pasar global.
Menurutnya, Indonesia masih diberkahi oleh momen tahunan seperti Ramadan dan Idulfitri yang mampu mengatrol konsumsi masyarakat.
Jika konsumsi masyarakat terjaga, maka perkomomian domestik akan tetap berakselerasi sehingga dampaknya pertumbuhan ekonomi masih akan tetap tercipta dikisaran 4-5%.