Bisnis.com, BATU — Bank Indonesia (BI) Malang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Malang Raya pada kuartal II dan semester II tahun ini lebih baik daripada kinerja kuartal I/2025.
Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2025 di Malang Raya di atas 5%, lebih baik dari capaian nasional yang sebesar 4,87%.
“Pada triwulan II dan semester II, diproyeksikan lebih baik angkanya karena investasi sudah masuk, realisasi PSN, dan pencairan bansos [bantuan sosial] yang mendorong konsumsi, ” ujarnya di sela-sela Training of Trainer Cinta Bangga Paham Rupiah kepada Guru se-Kota Batu di Batu, Rabu (23/7/2025).
Khusus pertumbuhan ekonomi Kota Batu pada kuartal I/2025, kata dia, mencapai 5,02%, sedikit melambat bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2024 yang mencapai 5,35%.
Ekonomi Kota Batu, kata dia, didorong kegiatan perdagangan, pertanian, konstruksi, dan akomodasi dan makanan minuman.
“Tren outflow di BI juga naik, yang mengindikasikan ada kegiatan ekonomi,” ujarnya.
Baca Juga
BI rate yang diturunkan menjadi 5,25%, kata dia, diharapkan dapat mendorong perkembangan sektor riil, terutama industri padat karya, ketahanan pangan, dan perumahan.
Telah disepakatinya tarif Trump yang menjadikan produk ekspor Indonesia kompetitif, dia optimistis, dapat mendorong kegiatan ekspor yang berdampak meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah Malang Raya.
Dia menilai, pada kuartal I/2025 tren memang seperti itu. Biasanya orang masih menahan diri untuk melakukan ekspansi investasi. Mereka wait and see.
Terkait kegiatan Training of Trainer Cinta Bangga Paham Rupiah kepada Guru se-Kota Batu, kata dia, relevan diselenggarakan terutama terkait posisi kota ini sebagai kota pariwisata sehingga perlu didorong penggunaan uang digital termasuk pula QRIS.
Dia menilai, kepedulian masyarakat, terutama masyarakat Batu, terhadap Rupiah sudah baik. Yang perlu ditingkatkan, terkait pemahaman terhadap Rupiah, seperti bagaimana merawat dan menyimpan dengan baik, serta membelanjakannya secara bijak.
“Belanja yang kurang bijak, justru negatif karena bisa berdampak pada inflasi,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, M. Chori, menilai kegiatan tersebut penting. Soal Rupiah sebenarnya bukan hanya terkait dengan masalah alat tukar, melainkan ada nilaiyang lebih luas, seperti semangat nasionalisme.
Karena itulah, perlu ditekankan masalah bagaimana merawat, menyimpan, dan membelanjakannya secara bijak.
“Guru sebagai sasaran edukasi sangat strategis karena langsung bisa mensosialisasikan ke murid mereka masing-masing terkait Rupiah,” ujarnya.
Karena itulah, dia menegaskan, Dinas Pendidikan Kota Batu mendukung kegiatan yang diinisiasi BI Malang dengan menggelar Training of Trainer Cinta Bangga Paham Rupiah kepada Guru se-Kota Batu.
Lewat kegiatan tersebut, guru menjadi mengerti tentang kebanksentralan, sistem pembayaran, dan Rupiah dengan baik. (K24)
