Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belanja Tagging Inflasi di Wilayah KPPN Malang Capai Rp15,7 Miliar

Belanja Tagging Inflasi di Wilayah KPPN Malang Capai Rp15,7 Miliar
Pedagang memilah bawang merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (24/2/2025)/JIBI/Bisnis/Abdurachman
Pedagang memilah bawang merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (24/2/2025)/JIBI/Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, MALANG—Realisasi tagging inflasi pemda di wilayah kerja KPPN Malang mencapai Rp15,7 miliar pada posisi Maret 2025.

Kepala KPPN Malang, Muhammad Rusna, mengatakan dalam rangka pengendalian inflasi melalui program 4K, terdapat belanja pemerintah pusat lingkup Malang Raya dan Pasuruan yang mendukung program Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif.

“Sampai dengan 31 Maret 2025 belanja K/L tagging inflasi di wilayah Malang Raya dan Pasuruan telah terealisasi sebesar Rp15,7 miliar (12,18%) dari alokasi pagu sebesar Rp129,2 miliar,” ucapnya, Senin (28/4/2025).

Pada Maret 2025, kata dia, Kota Malang secara (m-t-m) mengalami inflasi sebesar 1,37% dan secara (y-o-y) mengalami inflasi sebesar 0,49% lebih rendah dari inflasi yang terjadi di Jawa Timur dan Nasional. 

Menurutnya, inflasi ini dipicu oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Komoditas utama penyumbang inflasi antara lain tarif listrik, bawang merah, cabe rawit, beras, dan daging ayam ras. 

Inflasi yang terjadi secara (y-o-y) pada bulan Maret 2025 dipicu oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Sedangkan komoditas yang memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan, cabai  rawit, bahan bakar rumah tangga, bawang merah dan sigaret kretek mesin (SKM).

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai penguatan belanja pemerintah dalam upaya stabilisasi harga di Mmaret sudah tepat.

Menurutnya, Maret berpotensi terjadi lonjakan harga komoditas karena permintaaan meningkat di musim Ramadan dan Idulfitri 2025.

Koordinasi efektif yang sudah berjalan dengan baik melalui forum TPID, kata dia,  memberikan respon positif bagi pengambil kebijakan untuk mengambu langkah-langkah positif dlm stabilisasi harga.

Monitoring dan analisa pergerakan harga serta integrasi sistem informasi produksi pertanian, menurut dia, akan memberikan sinyal-sinyal  peringatan dini ketika ada potensi peningkatan harga komoditas pangan. 

“Pengendalian inflasi menjadi faktor penting dalam menjaga daya beli masyarakat sehingga konsumsi masyarakat terus bertahan dan dampak akhirnya sirkulasi ekonomi terus bergerak,” ucapnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper