Bisnis.com, SURABAYA — Dana yang dihimpun emiten dari hasil Initial Public Offering (IPO) di Jatim mencapai Rp15,2 triliun sampai dengan kuartal I/2025.
Kepala OJK Provinsi Jatim, Yunita Linda Sari, mengatakan jumlah emiten di Jatim juga terus bertambah, dari 38 emiten pada 2019 menjadi 58 emiten pada kuartal I/2025.
"Emiten sektor industri pengolahan mendominasi sebanyak 30 emiten, sedangkan dana yang terhimpun dari sektor ini sebesar Rp10,4 triliun," ucapnya.
Sebagai hasil kerja sama dengan IDX Provinsi Jatim sampai Maret 2025, sudah ada 24 calon emiten yang memiliki potensi untuk IPO.
Sedangkan jumlah Single Investor Identification (SID) di Jatim mencapai 1,8 juta investor sehingga membuat provinsi ini menjadi 3 besar di Indonesia dari segi jumlah investor, di bawah Jawa Barat dengan 2,9 juta investor dan DKI Jakarta sebanyak 3,4 juta investor.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai peningkatan jumlah emiten di kuartal I/2025 ini mengindikasikan bahwa perekonomian Jawa Timur masih atraktif untuk dunia usaha.
Baca Juga
"Hal ini sejalah dengan kenaikan daya saing Jawa Timur yang menempati peringkat 4 dari seluruh provinsi di Indonesia,” katanya, Jumat (16/5/2025).
Fakta ini mencerminkan adanya perbaikan dalam pilar-pilar investasi seperti infrastruktur, birokrasi perijinan, SDM, dan pilar lainnya.
Perbaikan pilar-pilar investasi ini diharapkan menajdi modal dalam memperkuat Jawa Timur sebagai daerah tujuan investasi di tingkat domestik, Asean, dan global.
Selanjutnya, program-program literasi keuangan yang dilakukan secara berkelanjutan oleh BI dan OJK berdampak pada literasi keuangan masyarakat.
Hal itu berdampak pada preferensi dan pilihan instrumen investasi masyarakat yang semakin beragam dan meningkatkan investor dari Jatim masuk ke pasar modal (bursa efek).