Bisnis.com, SURABAYA—Misi Dagang dan Investasi Jawa Timur di Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatatkan total nilai transaksi sebesar Rp1,068 triliun.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan angka tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini sekaligus menegaskan posisi Jawa Timur sebagai motor penggerak ekonomi nasional di tengah tekanan global.
Kegiatan misi dagang merupakan bagian dari strategi perluasan pasar dalam negeri, terutama dalam konteks penguatan distribusi bahan pokok melalui optimalisasi muatan berangkat dan muatan balik antarpulau.
”Kami ingin mendorong integrasi pasar dalam negeri. Untuk itu, diperlukan semangat dan kerja sama antar daerah, termasuk dengan NTB, dalam memperkuat perdagangan antarwilayah,” ucapnya dalam keterangan resminya, Senin (14/7/2025).
Data 2023, neraca perdagangan antara Jatim dan NTB mengalami surplus sebesar Rp5,29 triliun. Hal ini menandakan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan.
”Kami optimistis melalui misi dagang dapat terus membuka peluang usaha yang lebih luas, meningkatkan volume perdagangan, serta memperkuat jaringan bisnis antara kedua provinsi," kata Khofifah.
Baca Juga
Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, mengapresiasi atas inisiatif Pemprov Jatim. ”Kami siap menjadi penyedia bahan baku yang andal bagi Jawa Timur. Relasi dagang ini akan saling mengisi dan membuka lebih banyak peluang usaha. Banyak hal yang bisa kami pelajari dari Jawa Timur,” katanya.
Plt. Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Bank Jatim Arif Suhirman menegaskan bank milik Pemprov Jatim itu turut mendukung gelaran Misi Dagang dan Investasi yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Hotel Lombok Raya, Nusa Tenggara Barat, Rabu (10/7/2025) dalam rangka memperkuat koneksi perdagangan dalam negeri. Hal ini diwujudkan dengan mengikutsertakan beberapa UMKM Binaan Bank Jatim dalam kegiatan tersebut.
Arif menjelaskan, misi dagang merupakan wadah untuk mempertemukan pelaku UMKM antar daerah atau provinsi dengan pembeli. Selain pertemuan pelaku usaha, gelaran ini juga menjadi gerbang pertukaran sosial budaya antar daerah. Lewat kegiatan tersebut juga sebagai salah satu upaya Bank Jatim untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan memperluas inklusi keuangan.
”Kami saat ini memang terus berupaya untuk membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UMKM. Mulai dari akses pemasaran, pembiayaan, hingga pendampingan. Bank Jatim sangat mendukung UMKM dalam mengembangkan usahanya. Nah, salah satu misi kami pada kegiatan ini adalah membantu UMKM Binaan untuk memperluas jaringan pasar dan mendukung pemerintah dalam memperkuat jalinan perdagangan antara Provinsi Jawa Timur dan NTB,” paparnya.
Dia menambahkan, UMKM menyimpan potensi luar biasa untuk menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah. Oleh karena itu, Bank Jatim senantiasa akan terus melakukan percepatan literasi dan inklusi keuangan kepada para pelaku usaha agar dapat naik kelas serta mampu berdaya saing secara global.
"Ini adalah bagian dari komitmen kami dalam mendorong ekonomi kerakyatan yang berkelanjutan. Sebagai bank milik daerah, kami akan terus mendukung UMKM agar pertumbuhannya semakin pesat dan memiliki kualitas yang bagus sehingga dapat bersaing di pasar nasional maupun internasional,” ungkap Arif.
Terdapat 3 UMKM binaan Bank Jatim yang diikutsertakan pada gelaran tersebut. Antara lain produk batik dari UMKM Batik Hariyani, produk bawang goreng dari UMKM Bawang Goreng RJS, dan produk cokelat dari UMKM Cokelat Mojopahit. Produk - produk unggulan UMKM Binaan Bank Jatim ini diharapkan mampu memberikan manfaat sesuai kebutuhan masyarakat di daerah NTB.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut Bank Jatim juga mempersembahkan Seni Pertunjukan Wastra Batik dari UMKM binaan Bank Jatim asal Jember, Batik Tulis Hariyani. Batik dengan motif Alun Baruno (ombak laut), Pandalungan Jember, dan Sekar Langon sukses ditampilkan oleh Raka – Raki Jawa Timur dalam pagelaran Misi Dagang ini.
”Pertunjukan wastra batik merupakan salah satu cara Bank Jatim untuk melestarikan dan menggairahkan masyarakat dalam hal mencintai warisan leluhur, khususnya bagi generasi muda. Semoga ke depannya masyarakat peminat batik semakin meningkat dan batik Indonesia bisa semakin dikenal di kancah global,” ujarnya. (K24)