Bisnis.com, MALANG — Penyaluran piutang pembiayaan di wilayah Malang menunjukkan tren positif pada April 2025.
"Penyaluran piutang pembiayaan mengalami pertumbuhan positif secara yoy yaitu 2,42% dari Rp7,1 triliun pada April 2024 menjadi Rp7,28 triliun pada April 2025," kata Kepala OJK Malang, Farid Faletehan, Rabu (27/8/2025).
Ia menambahkan, risiko kredit juga tetap terkendali. "Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPF sebesar 3,67%," ujarnya.
Farid juga menyebutkan pembiayaan modal ventura pada Mei 2025 tumbuh sebesar 31,03% secara tahunan dengan nilai pembiayaan relatif stabil, yakni Rp444,15 miliar, dibandingkan Rp443,99 miliar pada periode sama 2024.
OJK, lanjut Farid, tengah menyiapkan sejumlah langkah deregulasi untuk mendukung kemudahan berusaha di bidang Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML). Langkah tersebut mencakup pelonggaran uang muka pembiayaan dan persyaratan fasilitas pendanaan pada perusahaan pembiayaan, kemudahan perizinan bagi usaha pergadaian lingkup kabupaten/kota, serta penyesuaian waktu implementasi rasio permodalan terkait status pengawasan pada LKM.
Selain itu, kinerja dana pensiun di wilayah kerja OJK Malang juga mengalami perbaikan. "Nilai aset Dana Pensiun di wilayah kerja OJK Malang secara yoy meningkat sebesar 4,00% menjadi Rp230,95 miliar dan di sisi lain jumlah investasi mengalami peningkatan sebesar 7,03% dari Rp201,09 miliar (Jun 2024) menjadi Rp215,22 miliar (Jun 2025)," kata Farid.
Baca Juga
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai capaian tersebut memperlihatkan kualitas pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II/2025. Menurutnya, perkembangan ini menegaskan bahwa transformasi ekonomi terus berlangsung, khususnya pada sisi konsumsi masyarakat.
“BI terus mendorong intermediasi perbankan/permodalan dengan menurunkan tingkat suku bunga ke level 5%. Harapannya, perbankan dan lembaga pembiayaan dapat segera menyesuaikan bunga kredit sehingga dunia usaha memperoleh modal dengan bunga kompetitif,” ujarnya.
Joko menambahkan, kebijakan yang ramah terhadap dunia usaha akan mendorong hadirnya lembaga pembiayaan yang lebih mudah diakses masyarakat, dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit.