Bisnis.com, MALANG — Cabai rawit menjadi pemicu utama inflasi di Kota Probolinggo pada Juli 2025 yang mencapai 0,22% (month to month/MtM).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, mengatakan inflasi IHK pada Juli 2025 terutama didorong oleh peningkatan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil sebesar 0,13% (MtM). Secara komoditas selain cabai rawit, komoditas lainnya penyumbang inflasi adalah tomat, beras, telur ayam ras, dan emas perhiasan, masing-masing dengan andil 0,06%, 0,05%, 0,04%, 0,02%, dan 0,02% (MtM).
"Kenaikan harga produk hortikultura [cabai rawit, tomat] disebabkan oleh keterbatasan pasokan seiring dengan kondisi cuaca yang menghambat produksi," katanya, Sabtu (2/8/2025).
Sedangkan kenaikan harga telur ayam ras, kata dia, terjadi seiring dengan kenaikan biaya pakan dan ongkos produksi. Kenaikan harga beras disebabkan oleh berkurangnya pasokan beras—terutama beras medium—yang harganya telah berada di atas HET. Kenaikan harga emas perhiasan terjadi seiring dengan permintaan emas perhiasan yang masih tinggi.
Menurutnya, Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga komoditas kacang panjang, ketimun, buncis, dan sawi hijau. Andil deflasi komoditas kacang panjang dan ketimun masing-masing sebesar 0,02% (MtM), sementara andil deflasi komoditas buncis dan sawi hijau masing-masing sebesar 0,01% (MtM).
Penurunan harga produk sayur-sayuran, seperti kacang panjang, ketimun, buncis, dan sawi hijau, terjadi seiring dengan pasokan yang melimpah.
Baca Juga
Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia Malang akan terus diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan penguatan program 4K (Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran distribusi serta Komunikasi efektif) untuk menjaga level inflasi berada dalam rentang sasaran 2,5±1% (YoY).
Inflasi bulanan sebesar itu, kata dia, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,37% (MtM). Secara tahunan, Kota Probolinggo tercatat mengalami inflasi sebesar 2,38% (year on year/YoY) atau masih dalam rentang sasaran inflasi sebesar 2,5+1%.
Dia menilai, tekanan inflasi Kota Probolinggo pada Juli 2025 masih terkendali dalam rentang sasaran. Hal ini didukung oleh koordinasi solid di dalam TPID yang diwujudkan melalui sinergi kolaboratif dalam upaya pengendalian inflasi, antara lain pelaksanaan operasi pasar murah/GPM di 29 titik lokasi di kota Probolinggo pada Juli 2025, penyaluran bantuan pangan beras medium pada 22 Juli 2025.
Juga, pembukaan Toko Kopi Siaga dan Warung Inflasi selama Juli 2025, penyampaian infografis neraca pangan mingguan selama Juli 2025, pemantauan harga bahan pangan pokok selama Juli 2025, dan rakor rutin mingguan pengendalian inflasi bersama Kemendagri selama Juli 2025. (K24)