Bisnis.com, LAMONGAN - Kader PKK Desa Karang Kembang, Kecamatan Babat, Lamongan, diajari pembuatan alat mosquito light UV trap (qiUT) dan pemanfaatan bio-repellent alami untuk menanggulangi demam berdarah denguie (DBD).
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, Shelly Kusumarini R, mengatakan kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk sosialisasi dan workshop bertajuk "Sosialisasi Demam Berdarah Dengue dan Workshop Pembuatan Alat 'Mosquito Light UV Trap (qiUT)' Bersama Kader PKK Desa Karang Kembang" di Desa Karang Kembang, Kecamatan Babat, Lamongan, Sabtu (7/9/2024).
“Sebanyak 35 orang hadir terdiri atas 30 kader PKK dan 5 kader posyandu,” ujarnya, Jumat (20/9/2024).
Kegiatan ini, dia menegaskan, bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui tindakan pencegahan dari rumah serta dengan alat perangkap nyamuk ramah lingkungan yang bahan-bahan pembuatan nya bisa dari limbah toples dan botol minyak goreng serta pemanfaatan bio-repellent alami dan obat-obat herbal untuk menjaga ketahanan tubuh dari DBD Kegiatan tersebut diprakarsai oleh tim pengabdian masyarakat dari Universitas Brawijaya, dan Universitas Negeri Malang, dan diselenggarakan sebagai bagian dari hibah Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) oleh Direktorat Riset, Teknologi, Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024.
Tiga narasumber utama yang hadir dalam acara tersebut, yaitu drh. Shelly Kusumarini R., M.Si, (FKH UB), Ns. Annisa Wuri Kartika, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom. (FIKES UB), dan Dr. Dian Nugraheni, S.Pd., M.Sc. (FMIPA UM).
Mereka memberikan materi penting terkait identifikasi nyamuk penyebab DBD, langkah-langkah pencegahan dari rumah, dan pemanfaatan herbal untuk pencegahan DBD.
drh. Shelly Kusumarini menjelaskan mengenai identifikasi nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyebab DBD, serta cara memanfaatkan bio-repellent berbasis herbal untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk.
Kegiatan ini bertujuan mengedukasi kader PKK agar mengetahui jenis-jenis nyamuk serta mengaplikasikan teknologi tepat guna alat insect trap berbasis UV light qiUT sebagai upaya kontrol populasi nyamuk yang ramah lingkungan. Sebab sebelumnya wilayah desa karang kembang kasus DBD banyak terjadi di anak-anak dan dewasa serta pihak desa masih menggunakan fogging nyamuk sebagai upaya pengendalian.
Pada kesempatan itu juga diserahkan 50 unit alat qiUT pada ketua PKK yaitu, Ny Mimin Supriati dan didampingi Kepala desa karang kembang yaitu, Andrisutiawan. Alat ini yang selanjutnya akan dipasang di rumah-rumah warga.
Selain itu juga dibentuk juru pemantau jentik (JUMANTIK) di lingkungan masing-masing, yang diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan recording jentik nyamuk.
Ns. Annisa Wuri Kartika, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom., menyampaikan sosialisasi tentang pencegahan DBD dari rumah. Ia menekankan pentingnya kebersihan lingkungan serta penerapan 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang).
"Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan rumah dan lingkungan adalah kunci utama untuk mencegah penyebaran DBD," tegas Annisa.
drh. Shelly Kusumarini R., M.Si memandu workshop pembuatan alat Mosquito Light UV Trap (qiUT) yang dipandu oleh. Alat ini menggunakan sinar ultraviolet untuk menarik nyamuk, yang kemudian terperangkap dalam wadah sederhana.
"Dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan, seperti botol bekas dan kain tile, alat ini dapat menjadi solusi efektif dan ramah lingkungan untuk mengendalikan populasi nyamuk," ujarnya.
Selain itu, para peserta juga diajari oleh Dr. Dian Nugraheni cara memanfaatkan herbal di lingkungan rumah seperti sereh, sambiloto, jambu biji, meniran, kunyit dsb. Pelatihan ini memberikan keterampilan tambahan kepada kader PKK, yang diharapkan dapat diterapkan di rumah tangga masing-masing untuk meningkatkan ketahanan tubuh anak-anak di musim penghujan dimana kasus DBD biasanya tinggi.
Untuk memastikan ketercapaian kegiatan maka dilakukan pre dan post test dengan hasil yang signifikan dimana terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 20%.
Shelly menegaskan, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Karang Kembang khususnya kader PKK. Terbentuknya kader JUMANTIK dan penerapan alat perangkap nyamuk qiUT di rumah-rumah warga merupakan langkah awal yang signifikan dalam memerangi DBD di desa tersebut.
Program ini juga, dia menegaskan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong kesehatan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi melalui teknologi tepat guna dan solusi berbasis alam.