Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatatkan inflasi sebesar 0,15% (month-to-month/mtm) pada Oktober 2024 yang di antaranya dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan unggas serta harga emas.
“Ini (realisasi inflasi Jatim) sedikit lebih tinggi dibandingkan nasional (sebesar 0,08 persen),” kata Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (1/11/2024).
Zulkipli menjelaskan pada Oktober terjadi kenaikan harga pakan unggas di sebagian wilayah Jawa Timur sehingga mendorong produsen untuk menaikkan harga jual produk hasil peternakan khususnya daging ayam ras dan telur ayam ras.
Selain pakan unggas, pada bulan itu juga terjadi kenaikan pada harga emas dunia yang pada akhirnya mempengaruhi harga emas di Indonesia seperti emas Antam yang berada di kisaran Rp1,5 juta per gram.
Dengan terjadinya inflasi pada Oktober maka inflasi tahun kalender Oktober 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 0,81% (year-to-date/ytd) dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Oktober 2024 terhadap Oktober 2024 sebesar 1,66%.
“Ini masih pada kisaran aman yang ditetapkan pemerintah,” ujar Zulkipli.
Baca Juga
Ia melanjutkan, seluruh 11 kabupaten/kota pun mengalami inflasi dengan yang tertinggi adalah Sumenep yaitu sebesar 0,36% sedangkan yang terendah adalah Gresik sebesar 0,07%.
Untuk daerah lain yaitu Bojonegoro mengalami inflasi 0,22%, Madiun 0,2%, Tulungagung 0,25%, Kediri 0,16%, Malang 0,2%, Jember 0,14%, Probolinggo 0,2%, Banyuwangi 0,26%, dan Surabaya 0,11%.
Zulkipli menuturkan apabila dilihat berdasarkan kelompok pengejaran, kelompok penyumbang inflasi tertinggi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,41% (mtm) dengan andil pada inflasi Oktober 0,12% sedangkan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi 1,12% (mtm) dengan andil 0,07%.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang menjadi penahan inflasi Oktober adalah kelompok transportasi karena mengalami deflasi hingga 0,7% (mtm).
Zulkipli mengatakan kelompok transportasi mengalami deflasi karena PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi yang berlaku mulai Oktober 2024.