Bisnis.com, SURABAYA - Bank Indonesia mendistribusikan uang rupiah untuk menggantikan uang yang sudah lusuh atau rusak dengan yang baru atau layak edar di lima pulau wilayah Jawa Timur (Jatim).
Pendistribusian dengan memberangkatkan Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024 itu menuju ke Pulau Gili Genting, Gili Raja, Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil dan Guwa-guwa.
"Pendistribusian uang rupiah yang layak edar di lima pulau di Jatim ini melengkapi target sebanyak 90 pulau yang dicanangkan Bank Indonesia melalui ekspedisi rupiah berdaulat sepanjang tahun 2024," kata Asisten Gubernur Bank Indonesia Marlison Hakim saat melepas Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024 di Surabaya, Jumat (22/11/2024).
Ekspedisi untuk mengganti uang rupiah yang sudah lusuh atau rusak dengan yang baru atau layak edar di wilayah kepulauan tertinggal, terluar dan terdepan(3T) itu menggunakan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar - 590 milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dari Dermaga Komando Armada (Koarmada) II Surabaya.
Bank Indonesia telah menggelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat sejak tahun 2012 dengan menggandeng Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) .
Marlison mengucapkan terima kasih kepada TNI AL karena dengan dengan menggunakan kapal-kapalnya telah mendistribusikan rupiah yang layak edar ke sebanyak 665 pulau di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca Juga
"Pak Panglima bersama kami tahun lalu ke Pulau Banda, itu yang kami datangi paling setahun dua hingga tiga kali. Tapi kondisi uangnya sudah bukan jelek atau lusuh tapi busuk. Dari jarak sekitar tiga meter sudah terasa baunya," ujarnya.
Marlison menjelaskan uang rusak di daerah 3T disebabkan karena perputaran uang tidak berjalan.
"Makanya harus kami jemput sampai ke pelosok. Harus kami ganti dengan uang-uang baru. Itu hak masyarakat mendapatkan uang yang layak edar," ucapnya.
Marlison menuturkan tantangan Bank Indonesia adalah menjaga peredaran rupiah sebagai satu-satunya alat pembayaran, khususnya di pulau-pulau terluar dan terdepan yang berbatasan dengan luar negeri.
"Kalau uang rupiah yang beredar di kawasan tersebut sudah lusuh dan rusak, bisa jadi masyarakatnya akan menggunakan mata uang asing yang dipasok oleh negara tetangga. Maka ekspedisi rupiah berdaulat akan terus dijalankan demi menegakkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.