Bisnis.com, MALANG — Harga cabai melambung tinggi dipicu adanya cuaca yang ekstrem yakni hujan lebat, sehingga petani tidak memanen dan pengiriman komoditas tersebut berpotensi rusak, busuk.
Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur, Nanang Triatmoko, mengatakan dari sisi luasan tanam dan panen sebenarnya pasokan cabai mencukupi.
“Namun karena ada kendala cuaca berupa hujan yang lebat, petani tidak bisa memanen cabai. Kendala lain, pengiriman cabai ke pasar juga terganggu karena cabai berpotensi busuk,” ujarnya, Rabu (8/1/2025).
Dampaknya, pasokan cabai ke pasar menjadi terganggu, karena antara permintaan dan pasokan tidak seimbang, maka harga cabai naik.
Pada Rabu (8/1/2025), harga cabai rawit di tingkat petani mencapai Rp77.000/kg, sedangkan di tingkat pedagang tengkulak Rp78.000-Rp79.000/kg. Harga cabai sempat mencapai Rp88.000/kg di tingkat pedagang.
Untuk cabai keriting, Rp35.000/kg, sedangkan di tingkat pedagang Rp36.000/kg; dan cabai meraj besar Rp33.000/kg, sedangkan di tingkat pedagang Rp34.000-Rp36.000/kg.
Baca Juga
Situs Sistem Informasi dan Ketersedian Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim menyebutkan, harga cabai keriting Rp46.707kg, cabai merah besar Rp46.920/kg, dan cabai rawit merah Rp81.512/kg.
Kenaikan harga cabai, kata dia, dimulai sejak 20 Desember 2024. Penyebabnya, selain masalah hujan, tanaman banyak yang rusak karena petani tidak merawat secara maksimal karena faktor harga yang rendah pada awal Desember 2024. Waktu itu, harga cabai rawit hanya Rp20.000/kg di tingkat petani.
Naiknya harga cabai juga dipicu permintaan justru meningkat karena menjelang Natal dan Tahun Baru.
Penurunan produksi karena musim hujan dan kurangnya perawatan, kata dia, mencapai 60%. Hal itu jika dilihat dari hasil panen di Kediri, Banyuwangi, Blitar, Lumajang, dan Malang yang merupakan sentra produksi cabaik.
Memasuki Ramadan, Nanang tidak bisa memastikan apakah harga cabai akan turun. Semuanya sangat bergantung pada cuaca, meski dari sisi permintaan ada peningkatan.
Jika cuaca tidak ekstrem, dia memperkirakan, maka harga cabai akan turun. Hal itu terjadi karena selain pasar dipenuhi pasokan dari sentra-sentra produksi cabai, juga ada pasokan dari daerah lain seperti Jombang dan Gresik.
Dua daerah tersebut memasuk cabai merah besar. Luasan tanaman cabai merah besar di Jombang mencapai 1.000 hektare, sedangkan di Gresik mencapai 500 hektare.
“Jadi luasan tanam dan panen cabai sangat mencukupi. Jadi kalau tidak ada kendala cuaca, pasokan cabai akan normal dan harga otomatis akan turun juga,” ujarnya. (K24)