Bisnis.com, MALANG — Investor pasar modal di wilayah kerja OJK Malang mencapai 295.303 single investor identification (SID) pada November 2024 atau tumbuh sebesar 13,60% secara yoy.
Kepala OJK Malang, Biger Adzanna Maghribi, mengatakan di tengah beragam tantangan ketidakpastian geopolitik global dan momentum tahun politik di dalam negeri, sepanjang 2024 perkembangan pasar modal Indonesia tetap menunjukkan resiliensinya.
“Hal tersebut ditunjukkan dengan tren positif pada berbagai indikator seperti stabilitas pasar, tingkat aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, serta peningkatan jumlah investor ritel dengan pesat,” katanya, Rabu (22/1/2025).
Menurutnya, jumlah investor pasar modal di wilayah kerja OJK Malang mencapai 295.303 single investor identification (SID) pada November 2024 atau tumbuh sebesar 13,60% secara yoy dibandingkan November 2023 sebanyak 259.940 SID.
Sebanyak 99,86% dari total investor merupakan investor individu dan 34,70% di antaranya berdomisili di Kota Malang. Investor produk Reksa Dana (S-INVEST) masih mendominasi sebesar 279.749 SID, tumbuh 13,63% yoy.
Antusiasme investor ritel terhadap obligasi ritel negara, kata dia, masih cukup besar di tengah dinamisnya ekonomi domstik dan tingginya ketidakpastian global. Hal tersebut tecermin dari peningkatan SID Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai 28.687 SID atau tumbuh 18,63% dari posisi yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Jumlah nasabah reksa dana juga meningkat signifikan sebesar 159,55% secara yoy.
Daerah Tingkat II di wilayah kerja KOJK Malang yang mencatatkan nilai penjualan reksa dana tertinggi adalah Kota Malang dengan total transaksi sebesar Rp235,07 miliar dan kemudian diikuti dengan Kabupaten Malang sebesar Rp73,49 miliar.
Terus tumbuhnya investor di pasar modal di wilayah kerja OJK Malang, kata dia, karena didukung banyaknya mahasiswa yang kuliah di Malang.
Dengan relatif mudahnya investor untuk bertransaksi di pasar modal, kata dia, maka semakin banyak pula masyarakat yang menjadi investor di pasar modal. “Ini positif. Transaksi di pasar modal legal dan jelas. Ada emitennya, ada sahamnya,” ujarnya.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai gencarnya OJK dalam giat literasi keuangan yang menyasar gen Z Dan berbagai kalangan masyarakat berdampak pada preferensi masyarakat, khususnya milenial dan gen Z untuk berinvestasi di pasar modal. Tren gen Z yang lebih memilih aset dalam bentuk paper atau portofolio, kata dia, menjadi daya dorong yang signifikan untuk peningkatan investor di pasar modal.
“Sosialisasi dan supervisi OJK terhadap gen Z ini harus terus masif dilakukan agar preferensi investasi dipasar modal dapat cuan dan aman,” ucapnya.(K24)