Bisnis.com, MALANG — Kinerja kegiatan usaha tumbuh di wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Malang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebagai dampak dari kebijakan efisiensi belanja pemerintah dan pemda.
Kepala Perwakilan BI Malang, Febrina, mengatakan pelambatan seperti yang tergambar Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha pada triwulan I/2025 sebesar -20,81%, termoderasi dari 24,19% pada triwulan IV/2024.
“Termoderasinya kinerja kegiatan dunia usaha dari triwulan sebelumnya terjadi seiring masih rendahnya realisasi belanja pemerintah pada awal tahun dan tertahannya ekspor sejalan meningkatnya ketidakpastian global,” katanya, Selasa (15/4/2025).
Termoderasinya kinerja kegiatan dunia usaha pada triwulan I/2025, kata dia, didorong terutama oleh melambatnya kinerja sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (SBT -5,64%), Perdagangan Besar dan Eceran (SBT -4,05%), dan Konstruksi (SBT -4,53%).
Investasi pada triwulan I/2025, kata dia, terpantau tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I/2025, SBT investasi tercatat sebesar 0,29%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya dengan SBT sebesar 18,75%.
Hal ini terjadi seiring dengan perlambatan belanja modal serta masuknya siklus pengadaan pada awal tahun anggaran proyek. Sementara Saldo Bersih (SB) kondisi keuangan turut mengalami perlambatan dengan SB sebesar 0,35%, lebih rendah dari triwulan sebelumnya dengan SB sebesar 9,86%.
Baca Juga
Termoderasinya kondisi keuangan dunia usaha didorong oleh perlambatan dari segala indikator yakni kinerja likuiditas, rentabilitas dan akses kredit.
“Pada triwulan II/2025, responden memprakirakan kegiatan usaha terakselerasi dengan SBT sebesar 22,88%, lebih tinggi dibandingkan SBT -20,81% pada triwulan I 2025,” ujarnya.
Menurutnya, terakselerasinya kegiatan usaha tersebut seiring meningkatnya kinerja sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (SBT 6,65%), Industri Pengolahan (SBT 5,04%) dan Konstruksi (SBT 4,53%).
Peningkatan ini diprakirakan didorong oleh masih berlangsungnya panen raya padi dan puncak produksi aneka cabai di awal triwulan II/2025 serta mulai meningkatnya aktivitas konstruksi proyek swasta serta PSN yang ditargetkan selesai pada 2025.
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai kegiatan dunia usaha yang mengalami perlambatan di triwulan I/2025 juga sebagai dampak dari kebijakan efisiensi belanja pemerintah dan pemerintah daerah masih melakukan proses transisi sehingga kebijakan belanja daerah pada program strategis masih tersendat.
Saat ini, kata dia, belanja pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci untuk menjadi stimulus dalam mengungkit perekonomian di triwulan II/2025, karena investasi diperkirakan akan melambat seiring dengan dampak ekonomi global, terlebih lagi kebijakantarif donald trump meski ditunda, namun sudah memberikan ekspektasi negative di pasar keuangan.
Situasi ini, ujar dia, akan berdampak pada pelemahan sektor riil, sehingga penguatan ekonomi domestik melalui stimulus fiscal, khusunya belanja daerah menjadi kunci dalam menjaga optimisme perekonomian saat ini.