Bisnis.com, MALANG—Realisasi kredit perbankan di wilayah kerja OJK Malang mencapai Rp106 triliun pada posisi Maret 2025.
Kepala OJK Malang Farid Faletehan mengatakan realisasi kredit sebesar itu berarti tumbuh 13,18% yoy (Februari 2025: 12,97%) menjadi Rp106,80 triliun. Aset perbankan tumbuh 8,97% yoy (Februari 2025: 8,57% yoy) yaitu mencapai Rp173,91 triliun per-triwulan I/2025
“Kredit investasi masih menjadi main driver pertumbuhan kredit di wilayah kerja OJK Malang,” ujarnya, Rabu (21/5/2025).
Secara yoy, kata dia, kredit investasi, kredit konsumsi, dan kredit modal kerja masing-masing tumbuh sebesar 23,75%, 9,83%, dan 9,63%.
Di sisi lain, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Maret 2025 tercatat meningkat 3,55% yoy (Februari 2025: 4,07% yoy) menjadi Rp100,55 triliun.
Menurutnya, kualitas kredit masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,57%. Porsi terbesar penyaluran kredit bank belum berubah dari periode sebelumnya, yakni mayoritas disalurkan kepada sektor Perdagangan Besar dan Eceran (porsi: 20,01%), Industri Pengolahan (porsi: 17,25%), dan Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna) (porsi: 15,47%).
Baca Juga
“Kinerja intermediasi perbankan stabil dengan profil risiko yang terjaga pada Maret 2025,” ujarnya.
Terkait dengan pemberantasan judi online yang berdampak luas pada perekonomian dan sektor keuangan, OJK telah meminta Bank untuk melakukan pemblokiran terhadap ±14.117 rekening (prev: ±10.016 rekening) dari data yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital.
OJK jugaa melakukan pengembangan tindak lanjut atas laporan tersebut dengan meminta perbankan melakukan penutupan rekening yang memiliki kesesuaian dengan Nomor Identitas Kependudukan serta melakukan Enhance Due Diligence (EDD).
Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai pertumbuhan kredit di wilayah kerja OJK Malang pada Maret didorong oleh peningkatan permintaan selama Ramadan dan Idulfitri.
Kredit investasi dan modal kerja, kata dia, digunakan untuk meningkatkan stok dan produksi dalam rangka mengantisipasi kenaiakn perminataan konsumsi selama ramadhan dan lebaran.
Menurutnya, momen Ramadan dan Idulfitri ini biasanya menumbuhkan embrio usaha baru sehingga memiliki potensi untuk terus berkembang jika pemerintah daerah dan lembaga penyalur kredit dapat melakukan supervisi atau pendampingan usaha secara berkelanjutan.
Dengan kondisi kesehatan perbankan yang terus terjaga yang ditunjukkan dengan pertumbuhan FPK dan NPL yang terkelola dengan baik, kata Joko, maka intermediasi perbankan dapat menjsdi katalisator akselerasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga diperkuat dengan upaya mempersempit ruang gerak judi online yang merugikan masyarakat. Sosialisasi literasi keuangan khususnya praktik judi online harus terus dilakukan agar masyarakat lebih waspada terhadap jeratan dan jebakan judi online.(K24)