Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Pajak di Jatim Tembus Rp39,38 Triliun per Mei 2025

Penerimaan pajak di wilayah Jawa Timur mayoritas berasal dari sektor industri pengolahan, yang mencapai 56,8%.
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). / Bisnis-Himawan L Nugraha
Pegawai menyortir uang rupiah di cash center atau pusat kas BNI di Jakarta, Selasa (4/2/2025). / Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, SURABAYA — Penerimaan pajak di Jawa Timur mencapai Rp39,38 triliun pada posisi Mei 2025.

Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur (Jatim) Dudung Rudi Hendratna mengatakan penerimaan sebesar itu didukung sektor industri pengolahan sebesar Rp26,60 triliun (56,8%).

“Penerimaan Kepabeanan dan Cukai terealisasi sebesar Rp55,09 triliun, 37,02% dari target APBN,” ujarnya, Jumat (20/6/2025).

Penerimaan cukai, kata dia, terealiasi sebesar Rp52,41 triliun atau 36,8% dari target dan tumbuh 9,3% (year on year/YoY). Hal itu dipengaruhi oleh naiknya produk rokok golongan II dan III. 

Penerimaan Bea Masuk Rp2,42 triliun atau 38,1% dari target, terkontraksi 10,9% (YoY). Hal itu dipengaruhi oleh penurunan nilai impor dan tarif efektif. 

Untuk Penerimaan Bea Keluar mencapai Rp270 miliar atau 229,9% dari target, tumbuh 498,3% (YoY) yang dipengaruhi oleh tingginya reverensi harga CPO, dan kakao serta pertumbuhan volume ekspor produk turunan CPO.

Menurutnya, realisasi PNBP sampai dengan 31 Mei 2025, tetap terjaga mencapai Rp3,42 triliun atau 64,11% dari target, tumbuh 16,44% (YoY). Jumlah itu terdiri PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp1,75 triliun dan PNBP BLU sebesar Rp 1,67 triliun. 

Realisasi pokok lelang Kanwil DJKN Jatim s.d. 31 Mei 2025 mencapai Rp2,27 trilun atau 41,71% dari target, dengan PNBP Lelang sebesar Rp85,15 miliar atau 68,19% dari target Rp124,87 miliar.

“Realisasi PNBP Pengurusan Piutang Negara Rp267,54 Juta atau 174,41% dari target Rp153,4 juta, Realisasi PNBP Aset Rp66,65 miliar  atau 40,36%  dari target Rp165,14 miliar,” ucapnya.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Wildan Syafitri, menilai realisasi penerimaan pajak sebesar itu selain menunjukkan masih tumbuhnya industri tembakau juga disebabkan membaiknya administrasi perpajakan yang dididukung database yang baik.

“Perbaikan infrastruktur pendukung ekspor dan iklim investasi tetap harus dilakukan terutama didaerah,” ucap Wildan yang juga Ketua ISEI Malang itu, Sabtu (21/6/2025). (K24)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper