Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Ketimpangan Gender Kota Malang Capai 0,131 pada 2024

Indeks Ketimpangan Gender Kota Malang 2024 mencapai 0,131 yang berarti masih terdapat ketimpangan antara laki-laki dan perempuan dalam 3 dimensi.
Indeks Ketimpangan Gender Kota Malang 2024 mencapai 0,131 yang berarti masih terdapat ketimpangan antara laki-laki dan perempuan dalam 3 dimensi / BPS Malang
Indeks Ketimpangan Gender Kota Malang 2024 mencapai 0,131 yang berarti masih terdapat ketimpangan antara laki-laki dan perempuan dalam 3 dimensi / BPS Malang

Bisnis.com, MALANG — Indeks Ketimpangan Gender Kota Malang 2024 mencapai 0,131 yang berarti masih terdapat ketimpangan antara laki-laki dan perempuan dalam 3 dimensi.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, mengatakan dari sisi dimensi kesehatan reproduksi, proporsi perempuan 15-49 tahun yang dalam 2 tahun terakhir melahirkan anak lahir hidup terakhir tidak di fasilitas kesehatan (MTF) 0.000.

Proporsi perempuan 15-49 tahun yang melahirkan anak lahir hidup pertama berusia

Dari sisi dimensi pemberdyaan, persentase penduduk laki-laki dan perempuan 25 tahun ke atas dengan pendidikan SMA ke atas untuk laki-laki 66,28 dan perempuan 62,93.

Persentase penduduk laki-laki dan perempuan di legislatif, laki-laki 73,33, dan perempuan 26,67.

Menurut Umar Sjaifudin,Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) laki-laki 79,50, dan perempuan 55,86.

"Tapi capaian ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ucap Umar, Selasa (1/7/2025).

Dengan demikian, kata dia, maka capaian pendidikan menurut gender masih ada ketimpangan. Peningkatan rata-rata lama sekolah perempuan lebih besar

dibandingkan laki-laki, dalam jangka panjang rata-rata lama sekolah akan semakin setara.

Dengan demikian, dia menegaskan, upaya untuk meningkatkan outcome sektor pendidikan sudah on the track.

"Perkembangan pendidikan lintas gender di Kota Malang sudah semakin baik. Upaya perbaikan kualitas pendidikan sudah on the track," ucapnya.

Ekonom Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso, menilai IPG terus membaik artinya semakin mendekati pemerataan.

Jika dikaitkan dengan local wisdom, maka aspek budaya maupun agama kemungkinan juga turut berpengaruh di dalam membentuk Indeks Pembangunan Gender (IPG).

Menurutnya, ketika ketimpangan sudah semakin mengecil mengindikasikan berbagai program inklusif tangging gender sudah menunjukkan keberhasilan.

Hal yang tak kalah penting adalah pemerintah sudah memberikan akses pada sumber daya dan layanan publik secara adil, baik untuk laki-laki dan perempuan, terkait dengan hasil capaian juga akan banyak dipengaruhi oleh faktor budaya dan agama serta local wisdom yang berkembang di daerah tersebut. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper