Bisnis.com, BANYUWANGI - Perusahaan tambang emas PT Bumi Suksesindo (BSI) menerapkan metode hydroseeding dalam mereklamasi hutan di gunung Tumpang Pitu atau Tujuh Bukit pasca pengerukan material.
Rehabilitation Officer BSI, Rizki Marlinda mengatakan metode tersebut dilakukan perusahaan lantaran lokasi tambang emas Tumpang Pitu memiliki karakter tanah yang miring dan sulit dijangkau.
"Jadi area yang miring itu tidak direklamasi secara manual atau tidak ditanami bibit satu per satu karena pasti biaya tinggi, sehingga perlu menggunakan metode hydroseeding," ujarnya saat dikunjungi di area tambang Tumpang Pitu, Jumat (31/1/2020).
Dia menjelaskan, metode hydroseeding dilakukan dengan cara menebar benih air atau menebar bibit tanaman bersamaan dengan penyiraman air sekaligus.
“Jadi hydrodroseeding itu air tapi sudah ada bibitnya dan dilakukan untuk area yang miring dan susah dijangkau," imbuhnya.
Adapun area yang telah direklamasi dengan metode hydroseeding pada 2019 mencapai 6,4 ha, dan secara total sejak awal telah mereklamasi sekitar 32 ha.
Berdasarkan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), BSI sendiri memiliki kewajiban rehabilitasi lahan sebanyak 2.000 ha. Luas kewajiban tersebut melebihi area yang diajukan untuk dipakai perusahaan yakni sekitar 900 ha.
"Secara regulasi, aktivitas tambang di Pulau Jawa mewajibkan reboisasi dua kali lipat dari luas area yang digunakan mengingat luas tutupan hutan kurang dari 30 persen di Jawa," imbuhnya.
Saat ini, bibit yang ditanam di area reklamasi Tumpang Pitu ini sudah mencapai 5 meter - 6 meter dengan usia tanam 2 - 3 tahun.
Bumi Suksesindo mulai memproduksi emas di Tujuh Bukit Banyuwangi sejak 2017 dan akan memasuki tahap pascatambang pada 2024.