Bisnis.com, SURABAYA - Group bisnis yang membidangi usaha bidang jasa penunjang pelabuhan, Pelindo Jasa Maritim (SPJM), bakal melanjutkan konsolidasi dan pemurnian bisnis pada 2025.
Corporate Secretary SPJM, Tubagus Patrick Tribudi Utama Iskandar, mengatakan ada sejumlah inisiatif bisnis yang dilakukan group pada tahun depan. Termasuk pemurnian usaha yang sesuai dengan inti bisnis perusahaan.
"Istilah di kami value creation [menciptakan nilai tambah], di dalamnya bisa jadi bisnis baru, efisiensi, pemurnian bisnis," jelasnya di sela-sela Media Gathering Pelindo Jasa Maritim Group di Surabaya, Selasa (17/12/2024).
Seperti diketahui, Pelindo Jasa Maritim (SPJM) merupakan subholding badan usaha milik negara (BUMN) di bidang kepelabuhanan Pelindo Indonesia. SPJM mewadai sejumlah perusahaan yang bergerak di jasa penunjang aktivitas di pelabuhan dari Malahayati sampai Papua.
Bisnis yang dijalankan SPJM antara lain jasa pemanduan kapal, perawatan alur pelayaran, penyediaan air bersih dan listrik untuk kapal, pengelolaan sampah pelabuhan, dsb. Aktivitas anak usaha itu digolongkan dalam lima klaster, yakni marine (perairan), equipment (peralatan), utility (alat penunjang), dredging (pengerukan), dan shipyard (perawatan kapal).
Baca Juga
Kapal tunda yang dioperatori PT Pelindo Marine Service anak usaha Pelindo Jasa Maritim (SPJM)./Bisnis
Patrick menjelaskan dari setiap klaster masing-masing memiliki inisiatif baru. "Kami sebagai penyedia jasa, tentunya ingin dengan langkah ini membuat bisnis di pelabuhan semakin efisien, sehingga bisa menurunkan ongkos logistik, mendukung perkembangan ekonomi," jelasnya.
Dia menggambarkan salah satu bisnis SPJM yakni penyediaan listrik bagi kapal yang bersandar untuk bongkar muat. Lini bisnis ini bisa membuat biaya kapal turun karena mesin dimatikan dan kebutuhan listrik dipasok instalasi dari daratan.
Demikian pula di jasa penundaan, penggunaan kapal terbaru yang bisa bermanuver lebih baik dan bertenaga besar bisa membuat efisien bagi pelaku usaha.
"Sampai Oktober 2024, realisasi value creation [peningkatan nilai tambah] mencapai Rp329 miliar," jelasnya.
Sementara untuk rencana bisnis, SPJM pada 2025 berencana memperdalam alur pelayaran di beberapa titik dan mengurus konsensi ship to ship (STS) atau bongkar muat antarkapal di perairan.
Patrick menuturkan kedua rencana tersebut masih dalam tahap perizinan. "Ada beberapa step, pendalam alur tidak bisa langsung, seperti di Belawan tidak semua titik. STS juga sedang mengurus konsesi," tambahnya.
Patrick menambahkan, SPJM melalui anak usaha juga menjajaki perluasan jangkauan layanan. Salah satu contohnya ada rencana penjajakan bisnis pemanduan kapal di Australia.