Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surabaya Sedang Tidak Baik-baik Saja. IDI Membatasi Layanan Dokter

IDI memutuskan untuk menghemat tenaga dokter. Beberapa dokter penanganannya dibatasi. Fasilitas kesehatan juga disarankan menunda operasi.
Warga mengantre untuk vaksinasi Covid-19 saat Serbuan Vaksinasi di Lapangan Prapat Kurung, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021). Vaksinasi massal itu ditujukan bagi masyarakat umum, serta pekerja-pekerja di lingkungan Pelabuhan Tanjung Perak guna mempercepat program pemerintah untuk mencapai kekebalan komunal atau 'herd immunity' menuju Indonesia sehat bebas Covid-19./Antara-Didik Suhartono.
Warga mengantre untuk vaksinasi Covid-19 saat Serbuan Vaksinasi di Lapangan Prapat Kurung, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/6/2021). Vaksinasi massal itu ditujukan bagi masyarakat umum, serta pekerja-pekerja di lingkungan Pelabuhan Tanjung Perak guna mempercepat program pemerintah untuk mencapai kekebalan komunal atau 'herd immunity' menuju Indonesia sehat bebas Covid-19./Antara-Didik Suhartono.

Bisnis.com, SURABAYA - Layanan kesehatan di Surabaya sedang tidak dalam keadaan normal, terutama setelah terjadi lonjakan pasien Covid-19 yang memerlukan perawatan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Surabaya Brahmana Askandar mengatakan tenaga kesehatan sedang mendapatkan tekanan luar biasa karena ledakan kasus.

"Di antara dokter saat ini ada 75 anggota IDI yang terpapar. Sebanyak 17 di antaranya dirawat di RS, 58 sedang isolasi mandiri, dan 2 meninggal dunia," tulisnya dalam Instagram IDI Surabaya, dikutip Sabtu (26/6/2021).

Oleh karena itu, IDI memutuskan untuk menghemat tenaga dokter. Beberapa dokter penanganannya dibatasi. Fasilitas kesehatan juga disarankan menunda operasi yang tidak mendesak (urgent) dan tidak darurat (emergency).

"Hulunya harus ditekan karena kalau tidak ditekan berapapun fasilitas dan tenaga yang ditambah tidak akan cukup. Kita harus mulai menarik rem," ujar Brahmana Askandar.

Sejumlah tenaga dokter spesialis yang perlu dihemat - sebagai bagian langkah mengurangi dan menunda pelayanan medis - antara lain spesialis paru, spesialis anastesi dan spesialis penyakit dalam.

Merujuk data Pemprov Jatim, Kota Surabaya kini menyandang risiko sedang Covid-19. Per Jumat (25/6/2021), terdapat tambahan 69 orang terkonfirmasi corona. Sembuh bertambah 36 orang, meninggal bertambah 2 orang. Kumulatif kasus konfirmasi 25.061 orang, sembuh 23.254 orang, meninggal 1.389 orang. Kasus aktif 418 orang.

Dari penambahan 69 kasus konfirmasi Covid-19 pada Jumat (25/6/2021), sebanyak 56 orang bergejala dan 13 orang tanpa bergejala. Bila diperinci berdasar sumber penularan, 4 orang memiliki riwayat perjalanan, 9 orang kontak erat, dan 56 orang tanpa riwayat perjalanan.

Sementara di sisi pelacakan, kontak erat dari konfirmasi bertambah 69 orang, kontak erat baru 2.619 orang.

Tindakan pengetesan yang dilakukan, pemeriksaan RT-PCR per Jumat (25/6/2021), bertambah 8.641 sample diperiksa. Surveilans serelogi bertambah 6.044 sample, dan rapid tes reaktif bertambah 222 sample.

Penanganan pasien di fasilitas kesehatan, yakni pasien konfirmasi isolasi di RS rujukan 197 orang, konfirmasi isolasi di rumah sakit darurat 11 orang. Suspek/probable isolasi mandiri 101 orang setelah bertambah 9 orang pada Jumat kemarin.

Adapun bila merujuk data Kementerian Kesehatan, situasi Covid-19 di Kota Surabaya per 24 Juni sebagai berikut. Di sisi testing, terdata 17,84 persen positivity rate per minggu, naik siginifikan bila dibandingkan kondisi 29 Mei hanya 5,25 persen. Tracing 1,57 rasio kontak erat per minggu. Bed Occupancy Ratio (BOR) 85,6 persen, sedangkan pada 29 Mei BOR 14,51 persen .

Sedangkan untuk kasus konfirmasi terdata 13,84 orang per 100.000 penduduk per minggu. Memiliki kecederungan naik sejak sebulan terakhir, data 29 Mei menunjukkan transmisi konfirmasi 4,83 orang per 100.000 penduduk per minggu.

Indikator rawat inap rumah sakit di Surabaya 74,1 orang per 100.000 penduduk per minggu. Jumlah itu naik drastis, setidaknya pada 29 Mei hanya 11,3 orang per 100.000 penduduk per minggu menjalani rawat inap RS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : IDI Surabaya, Pemprov Jatim dan Kemenkes
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper