Bisnis.com, SURABAYA - Layanan kesehatan di Surabaya sedang tidak dalam keadaan normal, terutama setelah terjadi lonjakan pasien Covid-19 yang memerlukan perawatan.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Surabaya Brahmana Askandar mengatakan tenaga kesehatan sedang mendapatkan tekanan luar biasa karena ledakan kasus.
"Di antara dokter saat ini ada 75 anggota IDI yang terpapar. Sebanyak 17 di antaranya dirawat di RS, 58 sedang isolasi mandiri, dan 2 meninggal dunia," tulisnya dalam Instagram IDI Surabaya, dikutip Sabtu (26/6/2021).
Oleh karena itu, IDI memutuskan untuk menghemat tenaga dokter. Beberapa dokter penanganannya dibatasi. Fasilitas kesehatan juga disarankan menunda operasi yang tidak mendesak (urgent) dan tidak darurat (emergency).
"Hulunya harus ditekan karena kalau tidak ditekan berapapun fasilitas dan tenaga yang ditambah tidak akan cukup. Kita harus mulai menarik rem," ujar Brahmana Askandar.
Sejumlah tenaga dokter spesialis yang perlu dihemat - sebagai bagian langkah mengurangi dan menunda pelayanan medis - antara lain spesialis paru, spesialis anastesi dan spesialis penyakit dalam.
Baca Juga
Merujuk data Pemprov Jatim, Kota Surabaya kini menyandang risiko sedang Covid-19. Per Jumat (25/6/2021), terdapat tambahan 69 orang terkonfirmasi corona. Sembuh bertambah 36 orang, meninggal bertambah 2 orang. Kumulatif kasus konfirmasi 25.061 orang, sembuh 23.254 orang, meninggal 1.389 orang. Kasus aktif 418 orang.
Dari penambahan 69 kasus konfirmasi Covid-19 pada Jumat (25/6/2021), sebanyak 56 orang bergejala dan 13 orang tanpa bergejala. Bila diperinci berdasar sumber penularan, 4 orang memiliki riwayat perjalanan, 9 orang kontak erat, dan 56 orang tanpa riwayat perjalanan.
Sementara di sisi pelacakan, kontak erat dari konfirmasi bertambah 69 orang, kontak erat baru 2.619 orang.
Tindakan pengetesan yang dilakukan, pemeriksaan RT-PCR per Jumat (25/6/2021), bertambah 8.641 sample diperiksa. Surveilans serelogi bertambah 6.044 sample, dan rapid tes reaktif bertambah 222 sample.
Penanganan pasien di fasilitas kesehatan, yakni pasien konfirmasi isolasi di RS rujukan 197 orang, konfirmasi isolasi di rumah sakit darurat 11 orang. Suspek/probable isolasi mandiri 101 orang setelah bertambah 9 orang pada Jumat kemarin.
Adapun bila merujuk data Kementerian Kesehatan, situasi Covid-19 di Kota Surabaya per 24 Juni sebagai berikut. Di sisi testing, terdata 17,84 persen positivity rate per minggu, naik siginifikan bila dibandingkan kondisi 29 Mei hanya 5,25 persen. Tracing 1,57 rasio kontak erat per minggu. Bed Occupancy Ratio (BOR) 85,6 persen, sedangkan pada 29 Mei BOR 14,51 persen .
Sedangkan untuk kasus konfirmasi terdata 13,84 orang per 100.000 penduduk per minggu. Memiliki kecederungan naik sejak sebulan terakhir, data 29 Mei menunjukkan transmisi konfirmasi 4,83 orang per 100.000 penduduk per minggu.
Indikator rawat inap rumah sakit di Surabaya 74,1 orang per 100.000 penduduk per minggu. Jumlah itu naik drastis, setidaknya pada 29 Mei hanya 11,3 orang per 100.000 penduduk per minggu menjalani rawat inap RS.