Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wagub: Ekonomi Jatim Tumbuh Mengesankan pada Triwulan II/2025

Ekonomi Jatim tumbuh 5,23% yoy di triwulan II/2025, didorong sektor industri kimia dan alas kaki. Emil Dardak optimis pertumbuhan berlanjut dengan dukungan infrastruktur dan investasi.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan paparan pada kegiatan the 12th East Java Economic (EJAVEC) Forum yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim bekerja sama dengan FEB Universitas Airlangga dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya di Surabaya, selasa (12/08/2025)./Bisnis – Syaharuddin Umngelo
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan paparan pada kegiatan the 12th East Java Economic (EJAVEC) Forum yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim bekerja sama dengan FEB Universitas Airlangga dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya di Surabaya, selasa (12/08/2025)./Bisnis – Syaharuddin Umngelo
Ringkasan Berita
  • Ekonomi Jawa Timur tumbuh 5,23% pada triwulan II/2025, didorong oleh sektor industri kimia dan alas kaki.
  • Industri makanan dan minuman, pengolahan tembakau, serta kimia, farmasi, dan obat-obatan tradisional menjadi kontributor utama PDRB Jawa Timur.
  • Jawa Timur memiliki potensi besar sebagai pusat perdagangan nasional dengan dukungan infrastruktur dan letak strategis.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, SURABAYA — Ekonomi Jawa Timur (Jatim) tumbuh secara mengesankan pada triwulan II/2025, yakni 5,23% year-on-year (yoy), yang ditopang terutama kinerja sektor industri kimia dan alas kaki.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menilai sejumlah sektor industri di Jawa Timur memiliki potensi pertumbuhan yang menjanjikan pada periode triwulan berikutnya. 

"Industri kimia, farmasi, dan obat-obatan tradisional menjadi salah satu sektor yang berpeluang tumbuh. Selain itu, industri alas kaki dan tekstil juga menunjukkan prospek cerah, didukung oleh pengembangan kawasan padat karya," ujar Emil Dardak di sela-sela acara Forum Ejavec di Surabaya, Selasa (12/08/2025).

Secara kontribusi, kata dia, sektor industri kimia, alas kaki, dan tekstil memang pertumbuhannya belum signifikan. Namun, ini justru menjadi peluang yang perlu didorong untuk lebih kuat. 

Apalagi pascapandemi Covid-19, sepanjang 2023–2025, banyak investor yang berminat membangun pabrik di kawasan Nganjuk dan Madiun.

Harapannya, ini dapat menggairahkan kontribusi sektor tersebut untuk menopang industri manufaktur di Jawa Timur.

"Terdapat 3 subsektor industri yang memberi kontribusi terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur. Pertama, industri makanan dan minuman yang konsisten menjadi penopang utama dengan kontribusi sebesar 12,75% pada 2024, naik dari 12,26% pada 2023," kata Emil.

Kedua, industri pengolahan tembakau, yang kontribusinya turun tipis dari 6,95% pada 2023 menjadi 6,92% pada 2024.

Ketiga, industri kimia, farmasi, dan obat-obatan tradisional, kontribusinya naik dari 2,99% pada 2023 menjadi 3,00% pada 2024.

Terkait potensi pengembangan ekonomi Jawa Timur, Emil menyebut, daerah tersebut memiliki fondasi industri yang kuat, khususnya industri padat modal dan berpotensi besar menjadi pusat perdagangan nasional.

"Jawa Timur kontributor terbesar kedua industri pengolahan nasional (setelah Jawa Barat), utamanya industri padat modal," ucapnya.

Solidnya industri pengolahan Jawa Timur, kata dia, ditopang oleh ketersediaan infrastruktur dan utilitas antara lain Pelabuhan Tanjung Perak, Teluk Lamong, dan Pelabuhan Internasional Manyar (JIIPE). 

Selain itu akses ke jaringan tol Trans- Jawa, serta kemudahan akses jalur kereta, Kawasan Industri memadai, seperti JIIPE (Gresik), Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), dan KEK Halal (HIPS - Sidoarjo), tersedianya energi listrik dan gas industri.

Dia menegaskan Jawa Timur juga memiliki letak yang strategis, sehingga disebut sebagai Center of Gravity, terutama bagi Kawasan Indonesia Timur.

Produksi Industri Pengolahan Jawa Timur menyokong kuatnya kinerja ekspor, utamanya komoditas emas perhiasan, tembaga, lemak minyak serta produk kimia.

"Selain itu, Jawa Timur juga senantiasa mendorong ekspor non-migas berbasis UMKM, seperti kerajinan, makanan olahan, dan fesyen," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Choirul Anam
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro